Jakarta (ANTARA) - Pabrikan mobil asal Jepang, Toyota, dilaporkan mengambil langkah untuk memangkas target produksi kendaraan listrik atau electric vehicle (EV)-nya sebanyak 33 persen pada 2026.

Dikutip dari Carscoops, Sabtu, langkah itu nampaknya tepat mengingat belum lama ini perusahaan memang mendapatkan kritik karena terlalu mengandalkan model mobil hybrid dan tidak melakukan inovasi pada jajaran EV.

Laporan itu datang dari media asal Jepang, Nikkei, yang menyebutkan raksasa otomotif Jepang itu dilaporkan mulai ragu akan kondisi pasar dan akhirnya memutuskan secara signifikan memperlambat produksi kendaraan listriknya.

Sebagai bagian dari langkahnya itu, Toyota berencana untuk memproduksi sebanyak satu juta EV pada 2026, yang nilainya turun sebesar 33 persen.

Baca juga: Toyota berencana bangun pabrik EV di China untuk model Lexus

Baca juga: Toyota akan mulai garap mobil listrik kecil harga terjangkau


Angka produksi tersebut terbilang masih sangat besar untuk target dua tahun ke depan, bahkan bisa dibilang merupakan peningkatan besar dari sekitar 100.000 EV yang terjual tahun lalu.

Meski begitu tetap saja Toyota telah mengambil keputusan untuk memperlambat produksi EV-nya mengikuti kondisi pasar EV global yang juga ikut melambat.

Sebagai bagian dari upaya ini, perusahaan mungkin hanya akan memproduksi sekitar 400.000 kendaraan listrik pada tahun depan.

Belum diketahui apakah akan ada jenis kendaraan listrik yang ditunda sebagai bagian dari rencana perlambatan produksi tersebut, tetapi diketahui saat ini Toyota sedang mengerjakan berbagai macam model termasuk dua SUV tiga baris.

Kendaraan ini akan diproduksi di Toyota Motor Manufacturing Kentucky dan Toyota Motor Manufacturing Indiana.

Sebelumnya pada bulan Juli 2024, produsen mobil tersebut menyatakan untuk menawarkan 30 model BEV secara global di seluruh merek Toyota dan Lexus.

Perusahaan juga memiliki rencana produksi sebanyak 3,5 juta BEV setiap tahunnya pada 2030.

Nampaknya target tersebut bisa saja lebih lambat dicapai dengan adanya rencana perlambatan produksi tersebut.

Sebenarnya, Toyota bukan satu-satunya pelaku otomotif yang memilih memperlambat produksi EV mereka.

Pabrikan lain yang beroperasi secara global juga beberapa ada yang mengambil langkah serupa seperti Volvo yang baru-baru ini membatalkan rencana untuk hanya memproduksi kendaraan listrik pada 2030.

Volvo memutuskan untuk lebih banyak memproduksi kendaraan hybrid ketimbang kendaraan listrik.

Selain itu, ada juga Ford yang memilih menghentikan produksi model EV crossover tiga barisnya dan menunda penerus F-150 Lightning hingga 2027.

Terakhir ada juga GM yang baru-baru ini menunda rencana untuk menawarkan kendaraan listrik Buick di Amerika Serikat.

Baca juga: Toyota pamerkan Crossover Ev dalam bentuk konsep untuk pasar Eropa

Baca juga: Toyota lakukan studi untuk bangun pabrik baterai EV di Indonesia

Baca juga: Petinggi baru Toyota siapkan semangat baru skema dulang laba EV

 
Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024