Jakarta (ANTARA News) - Udara dingin Tokyo pada pertengahan November mulai menusuk sampai ke tulang, bagi pendatang dari negeri tropis.

Namun menjadi hangat, begitu masuk ke sebuah galeri dan butik bernama "Intersect by Lexus" yang diresmikan pada 30 Agustus 2013 dan terletak di Distrik Aoyama, wilayah mahal di tengah kota Tokyo.

Kehangatan yang tercipta tidak hanya dari alat pengatur suhu dalam ruang yang dipasang pada gedung berlantai dua itu, namun juga dari suasana kafe di lantai satu dengan deretan kursi dan meja yang saling berhadapan, sehingga bisa membuat pengunjung yang datang bisa saling berinteraksi dengan akrab.

Sambil minum kopi hasil racikan barista kelas dunia asal Oslo (Norwegia) Einer Klappe Holte, pemegang merek FUGLEN, para pengunjung juga bisa menikmati karya sang pemilik merek. Selain kafe, pada lantai satu yang luasnya mencapai 165,52 meter persegi itu juga ada garasi pamer produk Lexus.

Kebetulan pada saat kami berkunjung, garasi tersebut sedang dihuni mahakarya Lexus yang hanya diproduksi sebanyak 500 unit di dunia, yaitu sedan "balap" LFA Roadster Concept putih.

Bagi yang belum pernah melihat LFA, mobil sporty yang canggih dan mewah itu pernah tampil dalam film Hollywood, Fast & Furious 5, dengan warna kuning yang dikemudikan Han Lue anggota tim Dominic Toretto.

"Ini bukan dealer, bukan pula tempat jualan ritel. Ini adalah galeri," kata Wakil Presdir Lexus Internasional Mark Templin, di Tokyo, Jepang, beberapa waktu lalu (18/11) saat menerima kunjungan sejumlah wartawan dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Galeri

Bila Intersect sebuah galeri, principal atau pemegang merek Lexus di Indonesia telah mengembangkan konsep itu sejak 2007, ketika merek mobil mewah buatan Toyota Motor Corp (TMC) itu mulai dipasarkan di negeri ini.

Namun berbeda dengan Lexus Gallery di Indonesia yang merupakan ruang pamer sekaligus tempat penjualan, Intersect hanya mengedepankan citra sebuah merek yang bisa dinikmati siapa saja yang datang berkunjung untuk melakukan pertemuan, sekedar ngopi, makan, mendengarkan musik, ataupun membaca buku di lantai dua dengan suasana hangat dan akrab bercitra kelas atas.

"Kami ingin pengunjung yang datang bisa merasakan setiap elemen dari merek kami tanpa harus berada di belakang kemudi atau bahkan memiliki sebuah Lexus," kata Presdir Lexus International Kiyotaka Ise, ketika kami berkunjung ke galeri tersebut (19/11).

Ia mengakui mungkin tidak semua masyarakat dunia -- bahkan di Jepang sekalipun -- mengenal Lexus sebagai merek mobil mewah. Oleh karena itu Ise berharap dengan Intersect, Lexus makin dikenal publik.

Apalagi dibandingkan merek lainya yang bermain di segmen mobil mewah, terutama dari daratan Eropa, seperti Mercedes Benz, BMW, dan Audi,  Lexus terbilang masih muda, karena produksi pertama pada 1989.

Namun Lexus nampaknya tidak tinggal diam. Ia ingin ingin menjaring para pembeli potensial melalui pengunjung yang masuk ke galerinya. Pengunjung yang datang  setidaknya telah merasakan cita rasa Lexus yang mewah, unik, namun agresif dan canggih dengan nilai seni tinggi khas Jepang.

Untuk menciptakan rasa sesuai dengan elemen kendaraan mewah Jepang itu, Lexus menggandeng desain interior terkenal di Jepang Masamichi Katayama, pemilik Wonderwall Inc, yang pernah menangani desain interior Uniqlo di New York Soho dan 5th Avenue, serta Paris dan Ginza.

Sedangkan untuk menu makanan yang bisa dinikmati di lounge merangkap perpustakaan di lantai 2, Lexus menggandeng Daichii Tajima untuk menyajikan menu unik gabungan cita rasa Jepang dan global.

Pengunjung juga bisa membeli barang-barang unik dan fesyen, di lantai dua. Lexus menggandeng sejumlah desainer terkenal di Jepang yang memiliki filosofi yang sama, untuk mengembangkan "Crafted by Lexus."

Ekspansi

Selain di Tokyo, rencananya pada tahun depan Lexus juga akan membangun Intersect di New York (Amerika Serikat) kemudian Dubai (Uni Emirat Arab) pada tahun berikutnya, dan London (Inggris).

Kota-kota tersebut dinilai sesuai dengan cita-cita Lexus menjadi Progressive Luxury Brand berskala global. Kota-kota itu dinilai telah menjadi pusat estetika desain, memiliki keindahan budaya, serta daya tarik niaga yang besar, sehingga menarik turis datang dari seluruh dunia.

Lantas kapan Intersect bisa ada di Jakarta? Menurut Wakil Prinsipal Lexus Indonesia, Widyawati Soedigdo, Jakarta memiliki memiliki karakter yang mirip dengan kota-kota pilihan Lexus untuk Intersect.

"Jakarta juga global city, memiliki keragaman budaya, pusat estetika dan niaga, serta  memiliki penduduk yang berpikiran lebih terbuka," katanya.

Namun selain semua itu, Lexus nampaknya juga menyematkan kriteria lain yaitu peduli lingkungan, yang agaknya belum sepenuhnya bisa dipenuhi Jakarta. Selain itu, penjualan mobil mewah di Indonesia juga masih terbilang rendah, kurang dari satu persen dari total pasar otomotif secara nasional.        

Jakarta atau Indonesia nampaknya masih jauh dari lirikan Intersect by Lexus, meskipun konsep galeri telah ada di sini dan potensi pembelinya cukup besar. (*)
Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013