Jakarta (ANTARA) - Harley-Davidson mengatakan pada Kamis (19/5) bahwa pihaknya akan menghentikan perakitan dan pengiriman sepeda motor selama dua minggu, kecuali untuk model listriknya karena masalah dengan suku cadang dari pemasok.

Dikutip Reuters pada Jumat, pembuat sepeda motor ikonik itu mengatakan pemasok pihak ketiga yang tidak diidentifikasi memiliki masalah kepatuhan peraturan dengan komponen.

Baca juga: Harley Davidson akan rilis delapan motor baru di 2022

Sejauh ini, produksi di dua pabrik di Wisconsin dan Pennsylvania telah dihentikan.

"Tidak ada indikasi bagaimana ini berdampak pada bisnis atau bagaimana hal itu berdampak pada unit yang telah dibuat," kata Jaime Katz, analis ekuitas senior di Morningstar.

Dalam pengajuan 10-k baru-baru ini, perusahaan mengungkapkan bahwa kekurangan semikonduktor mempengaruhi jalur produksi dan sedang mencari alternatif.

Mereka juga mencatat bahwa pemasoknya berpotensi terkena dampak negatif oleh perubahan persyaratan hukum atau peraturan.

Perusahaan mulai mengalihdayakan produksi sepeda motor untuk Uni Eropa (UE) pada tahun 2018 sebagai tanggapan atas tarif pembalasan yang dikenakan oleh UE pada produk baja dan aluminium AS.

Selama dua tahun terakhir, perusahaan memperluas hubungan bisnis dengan pemasok asing untuk mengurangi kenaikan biaya bahan baku dalam negeri.

Harley yang berbasis di Milwaukee melaporkan penurunan laba kuartal pertama pada bulan April, karena margin ditekan oleh biaya yang lebih tinggi dan kekurangan chip.

Gangguan rantai pasokan telah merusak penjualan sepeda motor di Amerika Utara karena tantangan produksi mengakibatkan persediaan diler yang lebih rendah, kata perusahaan itu sebelumnya.

Baca juga: Harley Davidson hentikan pengiriman motor ke Rusia

Baca juga: Empat perusahaan tarik 38 ribu kendaraan karena suku cadang rusak

Baca juga: LiveWire hadirkan motor listrik S2 pada Q4 2022
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2022