Jakarta
(ANTARA News) - BMW 330i M Sport diperkenalkan di Indonesia pada awal
2017 sebagai varian baru seri 3 dengan fitur-fitur baru.
BMW
330i ini istimewanya adalah sentuhan eksterior dan interior khusus
"rasa" M3, alias seri modifikasi BMW untuk balapan sirkuit.
ANTARA News baru-baru ini mendapat kesempatan dari BMW Group Indonesia untuk test drive.
Kesan pertama saat memandang BMW 330i M Sport warna estoril blue yang akan kami coba adalah "siap diajak lari".
Penampilannya
langsung terlihat sporty berkat velg ukuran lebih besar :18 inci. Ini
salah satu yang membedakannya dengan BMW seri 3 lain.
BMW
menyebut velg itu tipe M light-alloy Double-spoke style 411 warna
ferric grey metallic, lengkap dengan emblem "M" di pusat roda.
Emblem
"M" dengan garis merah biru yang mengacu pada setelan balap M3 itu juga
terdapat di kit aerodynamics maupun sill plate bawah pintu depan.
Saat
pintu dibuka dengan sistem keyless entry lalu ANTARA News duduk di
kursi pengemudi, kesan yang langsung timbul adalah dashboard simpel dan fungsional, seolah mengajak penggunanya berkonsentrasi pada mengemudi.
Mesin bensin 2.0 TwinPower Turbo 4-silinder valvetronic pun selanjutnya dinyalakan dengan tombol start/stop.
Bunyi
serta getar halus mesin sempat memaksa mata melirik ke penunjuk RPM,
demi menepis ragu bahwa sedan empat pintu ini sudah "on".
Ketika jendela dibuka penuh, barulah suara mesin terdengar dari luar, bukti bahwa kabin mobil ini "sip" soal kedap suara luar.
Oh ya, salah satu fitur baru yang terdapat di 330i adalah adalah pilihan bahasa Indonesia untuk layar di dashboard.
Fitur
bernama BMW Navigation System Professional itu juga punya pilihan suara
berbahasa Indonesia. Jadi, sedan ini terasa lebih akrab dalam navigasi.
Dalam Kota
Mengendarai
BMW 330i di dalam kota tentunya tidak bisa "mencoba habis", misalnya
mode mengemudi yang disediakan mobil ini, mulai dari Eco Pro, Comfort,
Sport, hingga Sport +.
Di jalanan Jakarta yang
selalu ramai, mode Eco Pro maupun Comfort membuat mobil ini terasa
elegan-bertenaga. Di jalanan macet, mobil ini menggunakan fungsi Auto
Start/Stop, mesin akan "tidur" beberapa detik setelah kendaraan dalam posisi diam dan
langsung aktif begitu pedal gas ditekan.
Transmisi
otomatis delapan percepatan menjadikan perpindahan gigi sangat halus,
jalan tol Cikampek yang sarat kendaraan dilalui dengan "enteng", tak
terasa 330i yang kami coba selanjutnya sudah mulai masuk tol Cipali.
Baca juga: (BMW & MINI ungkap ragam inovasi teknologi unggul)
Baca juga: (BMW-MINI kenalkan fitur layanan purnajual daring)
Di
jalur lurus dan relatif sepi ini, BMW 330i mulai kami tes akselerasinya
yang menurut buku manual adalah 0-100 km/jam dalam waktu 5,8 detik.
Saat
gas diinjak habis, yang terasa adalah tubuh terdorong ke belakang
dengan punggung menempel erat ke dua kursi depan model sport seats
berbalut kulit "Dakota". Tentunya, untuk mobil sekelas BMW, posisi
kursi bisa diatur secara eletronik.
Mesin
dengan akselerasi secepat itu bisa menghasilkan 252 tenaga kuda dengan
torsi maksimal 350 Nm 330i dan dikebut sampai 250km/jam.
Raungan
knalpot (bukan suara mesin) khas mobil sport, menimbulkan sensasi deru
yang memancing kaki kanan terus menekan pedal gas. Bunyi ala mobil balap
yang dihasilkan knalpot pipa ganda khusus 330i ini memang
menyenangkan.
Bagaimana suara mesinnya? sayup terdengar, tertimpa bunyi angin dan roda yang masih bisa menebus kedapnya kabin 330i ini.
Kemudinya
sangat responsif dan memberi percaya diri dalam mengemudi di kecepatan
tinggi. Bahkan ketika sedan ini mencapai kecepatan lebih dari 150 km/jam
dan terpaksa zigzag melewati deretan truk yang memenuhi jalur lambat
maupun cepat.
Teknologi yang dibenamkan BMW
untuk membuat mobil ini stabil dalam kecepatan tinggi adalah Dynamic
Stability Control termasuk traction mode.
Untuk
menikung tajam (di jalan non tol), sistem lainnya yaitu cornering brake
control akan membagi kekuatan rem sehingga kendaraan tetap dalam
kendali.
Mode mengemudi Eco Pro dan Comfort
membuat karakter mobil elegan, jika kecepatan stabil 150 km/jam RPM akan
berkisar di 2.000-an.
Pada mode Sport dan Sport +, karakter galak 330i tampil dengan akselerasi yang lebih cepat, begitu juga RPM yang lebih tinggi.
Jika
pengemudi ingin memiliki kendali lebih banyak, BMW memberi pilihan mode
mengemudi Sport + yang menonaktifkan fungsi elektronik penstabil
tersebut. Pengemudi bisa lebih mengandalkan intuisinya dalam
mengendalikan 330i ini.
Jika ingin kendali
sepenuhnya hingga ke transmisi, mobil ini dilengkapi gearshift paddles
layaknya pengemudi F1 yang memindahkan transmisi secara manual cukup
dengan jari dan tangan tetap menggenggam lingkar kemudi.
Khusus
330i ini, BMW menambahkan Adaptive M Suspension - sistem sensor
mutakhir yang membaca keseluruhan kondisi berkendara secara terus
menerus, seperti kecepatan, sudut belok, dan kondisi jalan.
Mungkin
yang agak "beda" dari mobil BMW ini adalah tidak adanya cruise control
dan letak setir yang pengaturannya masih belum eletrik.
Hanya perlu waktu tak 50 menit untuk menembus tol sepanjang lebih dari 100 km tersebut dan mobil merek asal Jerman itu sudah mengantar kami masuk Kota Cirebon.
Rata-rata konsumsi BBM Pertamax Turbo / Shell V Power sekitar 8 km/liter dalam perjalanan Jakarta Cirebon via tol itu.
Saat
bisa mengemudi lebih santai di dalam kota Cirebon, baru teringat akan
kualitas perangkat audio BMW ini. 16 loudspeaker Harman Kardon Surround
Sound System berkekuatan 600 watt pastinya memang menghasilkan kualitas
suara jauh dari sembarangan.
Demikian pula
konektivitas dengan gawai, dengan mudah terhubung lewat Bluetooth dan
semua bisa diatur dari tombol-tombol di batang kemudi yang berbalut
kulit.
Sensor Parkir
Saat kami tiba
di tempat istirahat, kami mencoba sistem sensor parkirnya. BMW 330i M
Sport dilengkapi sensor parkir yang terhubung dengan layar 8,8 inci di
dashboard, tapi tanpa kamera belakang. BMW menamakannya Park Distance
Control.
Uniknya, justru karena yang tampil
adalah grafis dan bukan tayangan kamera belakang, ada rasa "lebih pasti"
saat mengatur parkir.
Satu hal lgi yang ditambahkan BMW pada model 330i M Sport, yaitu fitur Comfort Access.
Bagasi
tak perlu dibuka menggunakan tangan, cukup gerakkan kaki di depan
bagasi dan sensor di bumper belakang akan membukakan pintu bagasi. Ini
hal yang sangat berguna ketika dua tangan kita dalam keadaan repot
memegang barang, tak perlu lagi sibuk mencari kunci.
Fitur seperti ini sudah mulai banyak digunakan di kendaraan kelas menengah.
Safety
Safety
Fitur
keamanannya mungkin kurang lebih sama untuk mobil sekelasnya, mulai
dari airbag pengemudi dan penumpang depan, tirai airbag untuk
perlindungan kepala, juga kaca spion anti silau.
Lampu
depan dan lampu kabut LEDnya sudah otomatis menyala setiap kali keadaan
di luar kurang terang, demikian juga petunjuk-petunjuk di dashboard.
Mobil
dengan sunroof ini dipatok dengan harga sekitar Rp850 juta off the
road. Dengan harga itu, bonus yang didapat adalah servis selama 5 tahun
atau 60 ribu KM.
BMW juga memberikan
penggantian ban secara cuma-cuma selama tiga tahun pembelian lewat
program BMW Group Tire Coverage. Artinya, ban tipe runflat tyres jika
rusak akan diganti maksimal empat kali dalam setahun, selama tiga tahun.
Tentunya ada syarat dan ketentuan berlaku.
Pesaing
terdekat BMW 330i M Sport dari segi harga dan performa paling mungkin
adalah Audi A4 2.0 TFSI Quattro dan Mercedes-Benz C250 AMG.
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2017
Copyright © ANTARA 2017