Jakarta (ANTARA) - Honda Korea Co. sedang memperluas jajaran produknya di Korea Selatan untuk menghidupkan kembali penjualan setelah mengalami penurunan hampir 70 persen pada periode Januari-Agustus dibandingkan dengan tahun sebelumnya, terutama karena kurangnya model baru.

Honda Korea Co. baru-baru ini meluncurkan dua model baru, yaitu SUV Pilot berbahan bakar bensin 3.5 liter dan SUV CR-V berbahan bakar bensin hibrida 2.0 liter, sambil berencana menambahkan sedan hybrid berbahan bakar bensin Accord ke jajaran produknya bulan depan.

Pabrikan mobil Jepang ini sebelumnya hanya menjual dua model, yaitu minivan Odyssey berbahan bakar bensin 3.5 liter dan SUV CR-V berbahan bakar bensin turbocharged 1.5 liter, sebelum penambahan model-model baru.

Perusahaan ini berharap bahwa model-model yang baru ditambahkan dan yang akan datang akan membantu meningkatkan penjualan yang lesu di ekonomi terbesar keempat di Asia ini.

Baca juga: Honda bawa visi elektrifikasi di GIIAS Surabaya

Honda Korea tampil lebih buruk daripada rekan-rekan Jepangnya tahun ini.

Penjualan kendaraannya anjlok menjadi 709 unit dalam delapan bulan pertama dari 2.277 unit pada periode tahun sebelumnya, menurut Asosiasi Importir dan Distributor Mobil Korea (KAIDA).

Namun, Toyota Motor Korea Corp. mencatat lonjakan penjualan sebesar 27 persen menjadi 5.333 unit dari 4.188 unit selama periode yang sama. Penjualan merek mewah Toyota, Lexus, naik lebih dari dua kali lipat dari 4.062 unit menjadi 9.129 unit di Korea.

Pabrikan mobil Jepang menghadapi penurunan penjualan di Korea dalam beberapa tahun terakhir karena Seoul dan Tokyo sempat berselisih atas pembatasan ekspor Tokyo terhadap Seoul pada tahun 2019.

Pada Juli 2019, Jepang memperketat regulasi ekspor ke Korea Selatan terkait tiga bahan teknologi tinggi yang kritis untuk produksi semikonduktor dan display.

Pada bulan berikutnya, Jepang juga menghapus Korea Selatan dari daftar negara yang diberi perlakuan istimewa dalam prosedur perdagangan.

Korea Selatan menganggap langkah-langkah tersebut sebagai balasan atas putusan Mahkamah Agung tahun 2018 yang memerintahkan perusahaan-perusahaan Jepang untuk mengganti rugi korban kerja paksa selama pemerintahan kolonial Jepang di Semenanjung Korea pada tahun 1910-1945.

Untuk mengejar rekan-rekan Jepangnya dan pabrikan mobil asing lainnya, Honda membuka platform online-nya pada bulan April untuk menghidupkan kembali penjualan yang lesu, sambil tetap mempertahankan sembilan diler offline untuk pelanggan yang kurang mahir dalam teknologi.

Korea Selatan adalah negara kedua bagi Honda yang mengadopsi platform online untuk penjualan lokal setelah Australia, di mana platform yang sama diluncurkan tahun lalu.

Honda mengatakan bahwa mereka telah memperkenalkan "kebijakan satu harga" untuk semua kendaraannya yang akan dijual di Korea untuk memastikan transparansi setelah platform online diadopsi.

Di Korea, produsen mobil listrik Amerika Serikat, Tesla Inc., mulai menjual kendaraannya melalui platform online pada tahun 2017, dan cara baru untuk membeli mobil mendapat respons positif dari pelanggan muda yang akrab dengan transaksi e-commerce.

Bukan hanya merek-merek impor, seperti BMW, Mercedes-Benz, dan Polestar, tetapi juga merek-merek lokal seperti Hyundai Motor Co., Renault Korea Motors, dan GM Korea Co., juga mengadopsi platform online untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih besar di pasar otomotif Korea. Demikian disiarkan Yonhap, Senin (2/10) waktu setempat.

Baca juga: Honda umumkan SUV listrik Prologue, tersedia awal tahun depan

Baca juga: Honda e dan N-VAN EV Prototype tampil di pameran IEMS 2023


Baca juga: Honda Jakarta Center buka pemesanan All New Honda CR-V RS e:HEV
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023