Pasar mobil AS mencatat penjualan yang tinggi pada tahun 2016 kendati mengalami perlambatan pertumbuhan setelah periode itu. Nissan pun berencana menghabiskan beberapa tahun ke depan dengan meningkatkan keuntungan sambil mengalihkan fokus ke China karena penjualan yang terus meningkat.
"Kami menempatkan fokus yang kuat pada peningkatan penjualan di China sekitar 1 juta unit (pada 2022)," kata Saikawa kepada Reuters setelah produsen mobil tersebut memangkas perkiraan laba operasi setahun penuh akibat perlambatan di Amerika Serikat.
"Akan sulit menjual kendaraan dengan jumlah yang sama di Amerika Serikat sejak saat itu," sambung dia.
Dengan tingkat pertumbuhan sebesar 3 persen tahun ini, pasar mobil China melambat setelah bertahun-tahun mengalami penguatan berkat dukungan pemerintah terhadap kendaraan ramah lingkungan.
Namun prospek penjualan di China masih lebih cerah ketimbang penjualan di AS yang diprediksi turun 2 persen tahun ini.
Awal pekan ini, Nissan bersama mitranya di China, Dongfeng Motor, berencana meningkatkan penjualan tahunan menjadi 2,6 juta kendaraan pada tahun 2022 dari 1,5 juta pada tahun lalu.
Nissan memperkirakan penjualan kendaraan di China -- yang masih menempati urutan kedua dengan kontribusi 27 persen dalam pasar otomotif global -- akan meningkat 12 persen di tahun ini.
Sedangkan AS yang menyumbang 29 persen dari penjualan kendaraan global diperkirakan hanya akan naik tipis 1,2 persen, demikian Reuters.
Baca juga: China akan lewati AS sebagai pasar terbesar Honda
Baca juga: GM bersiap luncurkan 15 model baru di China tahun ini
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2018
Copyright © ANTARA 2018