Hal itu disampaikan Presiden sekaligus CEO Ford Sollers, kongsi Ford dengan mitra lokal, Mark Ovenden sebagaimana dilansir Reuters.
Pasar otomotif Rusia merupakan salah satu yang terdampak krisis ekonomi akibat anjloknya harga minyak serta sanksi ekonomi dari negara-negara Barat menyusul konflik Ukraina.
Penjualan mobil di Rusia selama 10 bulan di tahun 2015 anjlok sebesar 3p persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu lantaran menurunnya daya beli masyarakat dan serta kurang bergairahnya aktivitas bisnis.
Hal itu mendorong pabrikan otomotif lokal untuk mempertinbangkan opsi ekspor demi meminimalisir kerugian, sementara rival Ford, General Motors, lebih memilih hengkang dari Rusia.
"Ekspor merupakan sesuatu yang sedang kami kaji. Saya perkirakan volumenya bakal melampaui ribuan unit ... serta menilai apakah ada kesempatan ekspor yang lebih strategis buat kami," kata Ovenden.
Selama ini Ford Sollers sudah mengekspor ke Kazakhstan, namun Ovenden menyatakan pihaknya juga membidik negara-negara kawasan Eropa Timur dan sekitarnya.
Di Eropa Timur, Ford memiliki fasilitas produksi di Rumania, yang sayangnya tidak meliputi model-modem selengkap Rusia.
Di Rusia sendiri, sepanjang Januari-Oktober 2015 Ford telah menjual sekira 30.500 unit mobil atau terjun bebas 40 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu, sementara mereka memiliki kapasitas produksi 350.000 unit per tahun.
Ovenden memperkirakan pasar mobil Rusia bakal berada di kisaran 1,5-1,6 juta unit, volume yang jauh di bawah capaian penjualan 2,5 juta unit pada 2014 serta total kapasitas produksi mobil di Rusia sebesar 3,5 juta unit.
Penerjemah: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2015
Copyright © ANTARA 2015