Jakarta (ANTARA) - Nissan mengakhiri produksi LEAF serba listrik yang ikonik di pabrik Sunderland di Inggris pekan ini.

Langkah ini dilakukan saat Nissan bersiap meluncurkan kendaraan listrik generasi berikutnya, termasuk pengganti LEAF listrik.

Melansir Electrek pada Kamis (29/2), dari 650.000 model LEAF yang terjual secara global, lebih dari 280.000 dibuat di pabrik Nissan di Sunderland.

Baca juga: Nissan ubah tampilan untuk Leaf generasi ketiga

Baca juga: Dari hatchback, Nissan Leaf akan terlahir sebagai SUV ramping di 2026


Setelah diluncurkan pada tahun 2010 sebagai kendaraan listrik massal pertama, LEAF mulai berproduksi di fasilitas Sunderland tiga tahun kemudian.

Kini, fasilitas tersebut  sedang ditingkatkan untuk membangun tiga model serba listrik baru, termasuk pengganti LEAF.

Nissan berinvestasi hingga 3,8 miliar dolar AS atau hampir Rp 60 triliun untuk mempersiapkan fasilitas pembuatan mobil listrik Qashqai, Juke, dan LEAF EV generasi berikutnya.

Produsen mobil tersebut mengonfirmasi bahwa semua mobil baru di Eropa akan sepenuhnya bertenaga listrik seiring dengan upaya menuju jajaran mobil listrik pada tahun 2030.

Menurut Sunderland Echo, Nissan mengakhiri produksi LEAF di fasilitas Inggris pekan ini. Seorang juru bicara Nissan mengatakan, “Setelah 13 tahun sukses besar, generasi Nissan Leaf saat ini, kendaraan listrik 100 persen pertama di dunia yang dipasarkan secara massal, mendekati akhir siklus hidupnya di Eropa”.

Dengan penjualan LEAF saat ini yang merosot di tengah model-model baru yang membanjiri pasar kendaraan listrik, Nissan berupaya melakukan perubahan.

LEAF baru akan menjadi SUV crossover coupe agar lebih kompetitif. Ini akan mencakup desain yang lebih sporty dan lebih rendah dibandingkan Qashqai dan Juke.

Salah satu sumber menggambarkan LEAF baru ini mirip dengan Ariya, SUV listrik global pertama Nissan. Sementara yang lain menyebutnya “mini Ariya.”

Nissan mengatakan konsep Chill-Out-nya menampilkan LEAF generasi berikutnya.

Nissan mengatakan kepada pengecer bahwa LEAF baru tidak akan terlihat seperti yang ada saat ini dengan peningkatan desain yang radikal. Ini juga akan mencakup jangkauan 25 persen lebih banyak.

Sementara itu, sumber mengatakan kepada Automotive News bahwa Nissan tidak merencanakan produksi LEAF baru di AS.

Hal ini berarti kehilangan kredit pajak kendaraan listrik dan kemungkinan tertinggal dari para pesaingnya karena kendaraan listrik baru yang lebih canggih mulai memasuki pasar.

Nissan masih membangun LEAF di AS dengan produksi diperkirakan akan berakhir pada tahun 2025.

Dibanderol mulai dari 28.140 dolar AS (Rp 441 juta), Nissan LEAF 2024 adalah salah satu kendaraan listrik paling terjangkau di AS.

Baca juga: Nissan klaim recall besar-besaran di global tidak terjadi di Indonesia

Baca juga: Formula E jadi ajang pembuktian performa Nissan LEAF


 

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024