Jakarta (ANTARA) - Nissan Motor Co Ltd memperkirakan penjualan pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret 2023 akan turun 8,1 persen dari perkiraan sebelumnya, menjadi 3,4 juta unit.

Kurangnya pasokan semikonduktor dan dampak penyebaran infeksi COVID-19 di China masih membayangi bisnis pabrikan otomotif Jepang ini, meskipun prospek kinerja keuangan tahun fiskal 2022 tidak berubah.

"Meskipun sulit untuk memperkirakan lingkungan bisnis di masa depan saat ini, kami akan terus melanjutkan upaya pada kuartal keempat untuk mencapai perkiraan yang direvisi untuk tahun fiskal," kata CEO Nissan Makoto Uchida dalam pernyataan resmi Nissan, belum lama ini.

Nissan berharap dapat mengimbangi dampak negatif dari penurunan volume penjualan dengan terus meningkatkan kinerja dengan disiplin keuangan yang ketat.

Oleh karena itu, prospek setahun penuh untuk tahun fiskal 2022 tetap tidak berubah. Selain itu, arus kas bebas otomotif dan laba operasi otomotif diharapkan positif sepanjang tahun fiskal yang sama.

"Kuartal ketiga juga merupakan lingkungan bisnis yang sangat menantang. Namun, model-model baru yang kami perkenalkan di setiap pasar telah diterima dengan sangat baik oleh pelanggan, dan kami merasakan respons yang kuat untuk di masa mendatang," kata Uchida.

Sementara itu, dalam sembilan bulan pertama (April-Desember) tahun fiskal 2022, Nissan mengantongi pendapatan bersih konsolidasi 7,50 triliun yen, laba operasi konsolidasi 289,7 miliar yen, dengan pendapatan bersih 115,0 miliar yen.

Fluktuasi mata uang dan kenaikan harga bahan baku berdampak signifikan terhadap Nissan pada kuartal ketiga. Selain lingkungan bisnis yang lebih menantang karena kurangnya pasokan semikonduktor berkepanjangan serta penyebaran COVID-19 di China yang memengaruhi produksi.

Baca juga: Nissan uji Ariya EV dari Kutub Utara ke Selatan

Baca juga: Mobil listrik Nissan berbaterai "solid-state" akan diluncurkan 2028

Baca juga: Renault-Nissan umumkan rencana peluncuran mobil baru hasil kolaborasi
Pewarta:
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023