"Pada dasarnya sih, prinsipnya sama aja. Yang penting kan, kaya oli harus rajin diganti dan memakai oli jenis 20W50 yang biasa dipakai kendaraaan klasik," kata Seno dalam Otobursa Tumplek Blek, Senayan, Jakarta, Minggu.
Pergantian pelumas untuk kendaraan BMW klasik, menurut Seno, memiliki tiga tahapan yang harus dilalui. "Kalau BMW kaya gini itu, kaya mobil ada oli mesin, gear box dan gardan. Jadi ibaratnya, kendaraan klasik BMW seperti mobil dalam bentuk kecil aja," katanya.
Seno menyarankan kendaraan klasik apapun jika memiliki masalah dengan mesin maupun kendala lainnya, sebaiknya dibawa kepada seorang ahli yang mengerti tentang kendaraan tersebut.
"Misal dari penyetelan klep itu, kalau bengkel khusus kan lebih paham dengan motor itu ketimbang bengkel biasa," katanya.
Seno juga menawarkan kendaraan BMW klasik koleksinya dengan harga mencapai setengah miliar rupiah.
"BMW R69S tahun 1962 warna abu-abu itu saya jual Rp500 juta, tanpa surat," katanya.
Baca juga: Jeep Compass "speed off-road" BMB Motorsport mejeng di Oto Bursa
Seno menjelaskan alasan banderol setengah miliar rupiah untuk kendaraan klasik itu adalah BMW R69S merupakan produksi terakhir pada masanya dengan spesifikasi tertinggi di antara seri BMW 50 dan 60.
"Tapi kalau namanya motor tua, bukan dilihat dari speed-nya ya. Walau seri "S" itu mungkin sport ya. Namanya udah tua ya, ga perlu ngebut-ngebut lah," katanya.
Nilai BMW R69S itu, lanjut Seno, bukan pada tenaga yang besar melainkan juga pada kebanggaan bagi para penunggang sepeda motor itu.
"Kendaraan itu tenaganya cukup besar yakni 40hp. Kalau pemakaian sehari-hari, saya bawa motor itu normal saja. Mungkin dulu, pas baru-baru keluar ya mungkin kenceng-nya yang dilihat. Kalau sekarang sih untuk gaya, gengsi, dan jalan santai saja. Ga perlu ngebut-ngebut lah bawa motor klasik kaya gini," tuturnya.
Pria yang berdomisili di Bandung, Jawa Barat itu tidak hanya memboyong R69S yang menarik hati pengunjung Otobursa 2019, melainkan juga kendaraan klasik lainnya dari BMW diantaranya R50S, R25/2, dan R60/2.
"Garis miring itu artinya tipe masa produksi dari kendaraan itu. Kalau masa produksi pertama dari kendaraan itu tanpa garis miring. Begitu juga dengan masa produksi ketiga," kataya.
Baca juga: Bagian tersulit dalam modifikasi Royal Enfield Gibran Rakabuming
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Editor: Imam Santoso
Copyright © ANTARA 2019