Tangerang (ANTARA News) - PT Nissan Motor Indonesia (NMI) berinovasi dengan menghadirkan Nissan Note e-Power yaitu sebuah kendaraan listrik yang tidak memerlukan pengisian ulang daya baterai dari charger eksternal.

Sama dengan Nissan Leaf, sistem Nissan e-Power menggerakkan roda kendaraan menggunakan motor listrik yang juga didukung oleh baterai lithium-ion on-board.

Namun, tidak seperti kendaraan listrik biasa, teknologi Nissan e-Power tidak membutuhkan charger eksternal, melainkan menggunakan mesin bensin berukuran kecil untuk mengisi daya baterai ketika mobil sedang dikendarai.

Mesin bensin tidak menggerakkan roda kendaraan dan beroperasi hanya jika dibutuhkan sehingga menghasilkan efisiensi bahan bakar yang optimal.

"Nissan e-Power menjadi solusi inovatif dalam ranah elektrifikasi di pasar yang kini sedang berkembang," ujar Eiichi Koito, Presiden Direktur PT Nissan Motor Indonesia dalam keterangan tertulisnya, Selasa.

"Nissan semakin mengukuhkan standar kendaraan listrik yang sudah diproduksi secara massal melalui Leaf dan e-Power sebagai jembatan yang ideal antara mobil bensin/diesel konvensional dengan kendaraan listrik utuh," lanjut dia.

"Nissan e-Power hanya menggunakan motor listrik dengan output yang tinggi – tidak menggunakan mesin bensin – untuk menggerakkan roda mobil. Pengemudi bisa menikmati ketenangan, torsi yang instan dan kelancaran performa sebuah kendaraan listrik, tanpa harus khawatir dengan pengisian baterai," katanya.
 
Teknologi e-Power


Sistem Nissan e-Power dilengkapi komponen utama yaitu compact Lithium-ion battery, generator listrik, inverter, motor listrik output tinggi, dan mesin bensin kecil yang efisien.

Dalam sistem hybrid konvensional, motor listrik dengan output rendah digabungkan dengan mesin bensin untuk menggerakkan roda saat kondisi baterai sedang lemah (atau saat berkecepatan tinggi).

Namun, dalam sistem e-Power mesin bertenaga bensin tidak terhubung ke roda, melainkan hanya untuk mengisi baterai saja. Dan tidak seperti kendaraan listrik biasa, e-Power mengisi daya listrik dari mesin bensin saja bukan dari power station ataupun charger eksternal.

Sistem ini membutuhkan motor dan baterai lebih besar karena motor adalah satu-satunya sumber langsung untuk menggerakkan roda. Hal ini menjadi tantangan bagi pabrikan otomotif dalam memasang sistem tersebut di mobil compact.

Nissan mampu memberikan solusi bagaimana meminimalisir berat, juga mengembangkan metode kontrol motor yang lebih responsif sekaligus mengoptimalkan pengelolaan energi. Sebagai hasilnya, e-Power menggunakan baterai yang lebih kecil daripada Leaf, namun memberikan pengalaman berkendara yang sama seperti kendaraan listrik sepenuhnya.

Satu pedal


Nissan e-Power mampu mempercepat, memperlambat, dan berhenti dengan cukup satu pedal. Kendaraan mengalami percepatan saat pengemudi menekan pedal akselerasi dan kendaraan akan melambat saat pedal akselerasi dilepaskan pengemudi.

Saat lalu lintas padat, teknologi ini secara signifikan mengurangi kerja pengemudi untuk beralih dari satu pedal (accelerator) ke pedal lainnya (brake), sehingga tidak cepat lelah.

"Pada saat pengurangan kecepatan, mesin kemudian berhenti dan daya regeneratifnya digunakan untuk mengisi baterai sampai kendaraan benar-benar berhenti. Hal ini menyebabkan tidak terjadinya pembuangan energi yang sia-sia selama pengurangan kecepatan,” kata Masayuki Ohsugi, General Manager R & D Nissan Motor Indonesia.
.
Presiden Direktur NMI Eiichi Koito menyimpulkan, "Kami berkomitmen untuk mengembangkan powertrain bertenaga listrik yang mampu memenuhi beragam kondisi pasar. e-POWER adalah salah satu contoh yang memungkinkan untuk dijadikan solusi bagi pasar yang sedang berkembang seperti di Indonesia, sebagai jembatan menuju kendaraan listrik utuh."
Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2017