Tangerang (ANTARA News) - Pasar otomotif Indonesia menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencapai puncak volume terbesar sepanjang sejarah dengan mencatat penjualan sebanyak 1.229.902 unit pada tahun 2013, namun hal itu diikuti perlambatan yang mengganjal pada dua tahun berikutnya.

Pada tahun 2014 volume pasar otomotif turun dua persen menjadi 1.208.019 unit dan kembali melambat menjadi 1.013.291 unit saja pada 2015 atau anjlok 16 persen.

Pasar kendaraan niaga tak selalu mengalami pertumbuhan sejajar dengan pasar otomotif secara keseluruhan, pada 2012 misalnya hanya mencapai volume penjualan 78.512 unit atau turun 37 persen dibandingkan 124.149 unit pada 2011.

Kemudian pada 2013, pasar kendaraan niaga secara volume "hanya" menyumbangkan 143.568 unit kepada total pasar otomotif nasional, namun secara pertumbuhan melejit sebesar 83 persen dari 78.512 unit tahun 2012. Angka tersebut jauh di atas pertumbuhan total pasar otomotif nasional yang hanya naik 10 persen saja.

Pergerakan yang tak selalu sejajar itu, menimbulkan tanggapan beragam di tengah pasar otomotif domestik yang tengah mengalami pertumbuhan positif. Saat ini sepanjang Januari-Juli 2016 tercatat sudah ada 594.514 unit terjual di pasar otomotif domestik atau naik dua persen dibandingkan 581.106 unit pada periode yang sama tahun lalu.

Direktur Pemasaran MFTBC PT Krama Yudha Tiga Berlian Motors selaku agen pemegang merek Mitsubishi Fuso di Indonesia, Duljatmono, menilai dengan catatan positif tersebut dan harapan peningkatan signifikan di sepanjang semester II 2016 total pasar otomotif di Indonesia akan mampu sekurang-kurangnya menyamai volume 2015 sebesar 1.013.291 unit.

Namun demikian, ia mengaku untuk volume pasar kendaraan niaga sendiri secara keseluruhan 2016 kemungkinan akan turun dibandingkan 2015 lalu yang mencapai 78.512 unit.

"Ekspektasinya memang lihat perkembangan terakhir pasar otomotif domestik bisa jauh lebih baik dibandingkan semester I, sehingga secara keseluruhan kurang lebih bisa sama dengan tahun lalu. Namun kendaraan niaganya mungkin tidak seperti tahun lalu, mungkin sedikit di bawah," kata pria yang akrab disapa Momon itu ditemui pada pembukaan pameran Gaikindo di ICE BSD City, Tangerang, Kamis (11/8).

Sedangkan untuk penjualan lini kendaraan niaga Fuso sendiri ia memperkirakan juga mengikuti arus perbaikan performa pada semester II.

Penilaian Duljatmono bukan tanpa alasan, mengingat data menunjukkan bahwa volume pasar kendaraan niaga sepanjang Januari-Juli 2016 hanya mencapai 38.133 unit atau turun 82 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 46.633 unit.

Sementara itu Wakil Presiden Direktur PT Isuzu Astra Motor Indonesia, JAP Ernando Demily, menilai pasar kendaraan niaga akan membaik pada paruh kedua 2016.

"Kelihatannya pasar niaga sudah memperlihatkan ada pertanda perbaikan. Salah satu kabar baiknya, di penjualan Isuzu sendiri untuk caturwulan I tahun fiskal 2016 membaik dibanding tahun lalu. Jadi penjualan April, Mei dan Juni 2016 lebih baik ketimbang 2015," kata Ernando meski ia tak menyebutkan angka secara spesifik.

Segmen truk ringan dan bus ringan hanya membukukan penjualan sebanyak 29.262 unit sepanjang Januari-Juli 2016 atau turun 20 persen dibandingkan 36.672 unit yang terjual pada periode yang sama tahun lalu.

Kemudian untuk segmen medium truk dan bus hanya membukukan penjualan 4.396 unit pada Januari-Juli 2016 atau turun sebanyak 24 persen jika dibandingkan 5.789 unit yang terjual pada periode serupa tahun lalu.

Sementara segmen truk berat menjadi satu-satunya dari lini kendaraan niaga yang mencatatkan pertumbuhan positif dengan membukukan penjualan sebanyak 4.475 unit sepanjang Januari-Juli 2016 atau meningkat tujuh persen dibandingkan 4.172 unit yang terjual pada periode serupa 2015 lalu.

Penurunan yang dialami di segmen truk dan bus ringan serta truk dan bus sedang, kata Ernando, tingkatnya mengalami perlambatan tak sedrastis sebelumnya.

"Kelihatannya memang sudah membaik secara perlahan. Dan sebagaimana diketahui biasanya kalau niaga sudah membaik maka seluruhnya akan membaik," tutur Ernando

Infrastuktur dan amnesti pajak
Pihak ATPM menganggap sektor infrastruktur masih menjadi sektor yang diharapkan dapat menjadi penggenjot penjualan kendaraan niaga agar kembali tumbuh positif.

Oleh karena itu pemerintahan Presiden Joko Widodo yang mencanangkan sejumlah target pembangunan infrastuktur besar-besaran segera melakukan realisasi dan memulai pengerjaan agar menjadi stimulus pertumbuhan pasar kendaraan niaga.

Selain sektor infrastruktur, sektor angkutan logistik juga dipercaya Duljatmono dapat menjadi pendoring pertumbuhan pasar kendaraan niaga.

"Kami maunya pendorong utamanya dari belanja pemerintah di infrastruktur, karena itu dia bisa menimbulkan multiplier effect yang mendorong semuanya. Angkutan logistik juga sejak lebaran lalu sudah mulai berberak," kata Duljatmono.

"Beberapa waktu ke depan, di sektor komoditi khusus kelapa sawit sudah terlihat ada perbaikan harga dan agaknya beberapa bulan ke depan akan terjadi produksi yang yang mendorong permintaan di sektor pertambangan," ujarnya menambahkan.

Sementara itu Ernando menilai pemberlakuan regulasi pengampunan pajak bakal menjadi salah satu pendorong realisasi proyek infrastruktur pemerintah, yang praktis dapat menumbuhkan lagi pasar kendaraan niaga.

"Kami berharap pada semester II ini dengan adanya amnesti pajak yang mulai berjalan diharapkan bisa menambah pendapatan pemerintah dan kemudian mempercepat pelaksanaan proyek-proyek infrastruktur pemerintah," kata Ernando.

Penurunan yang terjadi di pasar kendaraan niaga, menurut Ernando disebabkan penurunan aktivitas penjualan pasar tambang.

"Cuma memang kami berharap dengan proyek infrastruktur pasar kendaraan niaga bisa beralih ke arah sana. Nantinya kalau jalan tol jadi, Trans-Jawa dan Trans-Sumatra jadi, mestinya permintaan truk juga jadi lebih baik," katanya.

Strategi
Fuso sepanjang semester I 2016 telah menjual 15.314 unit dan menguasai pasar truk dengan pangsa 46,3 persen.

Duljatmono mengatakan pihaknya akan terus berupaya memperbaiki performa penjualan di tengah pasar niaga yang masih lesu.

Salah satunya dengan mengeluarkan FE SHDX 6.6 yang merupakan varian terbaru dari Colt Diesel yang dibekali perubahan final gear ratio atau garsan yang sebelumnya 6,3 menjadi 6,6.

"Targetnya penjualan bisa naik sekira 10 persen. Sebelumnya rata-rara 250 unit per bulan dan kami harapkan dengan varian terbaru bisa naik 10 persen," kata Duljatmono.

Selain mengeluarkan varian baru, Fuso juga meningkatkan layanan purnajual mereka dengan kampanye Zero Down Time yang sudah mereka perkenalkan sejak setahun silam dapat meningkat dan bertambah area layanannya yang saat ini mencakup 12 titik.

Sementara itu, Isuzu yang di semester I menjual 5.606 unit truk atau 16,9 persen pangsa pasar tersebut mengarungi optimisme yang menyentuh pasar kendaraan niaga di semester II  dengan fokus menyasar tiga sektor yakni infrastruktur, angkutan logistik dan menjual kepada pemerintah.

"Terus terang sektor konsumsi swasta agak cooling down. Harapannya adalah pemerintah bisa menstimulus dengan belanja lebih banyak. Kembali ke pernyataan awal saya tadi, kalau tax amnesty berjalan dengan baik, pemerintah punya duit, belanja pemerintah lebih banyak, multiplier effect-nya lebih banyak lagi," kata Ernando.

"Karena belanja pemerintah satu dolar AS misalnya itu multiplier effect-nya bisa empat dolar AS terhadap perekonomian, jadi bisa empat kali lipat," pungkasnya.
Oleh
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016