"Secara kebijakan, pemerintah perlu mengkaji ulang. Indonesia belum mempunyai kebijakan berupa insentif untuk mobil hybrid. Di seluruh negara di dunia yang namanya hybrid itu dapat insentif," kata General Manager Lexus Indonesia Adrian Tirtadjaja di Jakarta, Selasa.
Ia mengatakan, pemerintah sebaiknya mempertimbangkan dampak-dampak positif yang dilahirkan teknologi hybrid. Hingga saat ini, kata Adrian, belum ada alternatif teknologi lain yang siap pakai dan hemat bahan bakar seperti hybrid.
"Dan, pabrikan sudah mengeluarkan dana besar untuk hybrid seperti penelitian atau teknologinya. Akhirnya kalau tidak ada insentif kan mereka merasa kemahalan, jadi tidak termotifasi untuk memproduksi hybrid," ujar dia.
Adrian yakin, jika pemerintah mengkaji ulang kebijakan dan memberikan insentif untuk pabrikan, penjualan mobil hybrid akan meningkat karena harganya akan sama dengan mobil non-hybrid.
"Pasti orang akan tertarik untuk membeli hybrid. Bensin menjadi lebih irit. 1 per 14 (kilometer) lho kalau hybrid. Subsidi dari pemerintah ya seperti yang sudah diterapkan di luar negeri aja," ungkapnya.
Saat ini, Lexus memiliki beberapa tipe mobil hybrid yaitu LX 600 hybrid, ES hybrid dan sebelumnya ada RS 450 hybrid. ES hybrid menjadi yang terlaris dengan angka penjualan 80 unit per tahun.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016