Pada pameran otomotif Jenewa, 3-15 Maret 2015, Audi memperkenalkan R8 e-tron terbaru dengan daya tempuh 450 km dan pengisian baterainya hanya perlu waktu dua jam.
Kapasitas baterai pada R8 e-tron versi terbaru itu 92 kilowatt-jam (kWh) alias hampir dua kali lipat dari versi sebelumnya. Akselerasi 0- 100km/jam dicapai dalam 3,9 detik. Harga yang ditawarkan untuk R8 e-tron adalah 165 ribu euro.
Audi, salah satu merek yang dimiliki grup Volkswagen, sebelumnya menghentikan pengembangan mobil listrik karena ingin fokus pada kendaraan bermesin diesel ramah lingkungan atau hybrid, gabungan mesin BBM dan baterai.
Tahun 2009, Audi memperkenalkan kendaraan sport tenaga listrik R8 dengan kemampuan yang mencengangkan namun punya kelemahan yaitu daya tempuhnya hanya sekitar 200 km. Pengembangan konsep R8 listrik dihentikan Audi tahun 2012.
Kendaraan tenaga listrik, apalagi yang model sport, lebih mahal dari kendaraan bermesin BBM karena memerlukan baterai, cabling, dan sistem pendingin dengan biaya lebih banyak.
Ulrich Hackenberg, kepala litbang Audi, kepada Reuters di Jenewa mengemukakan bahwa syarat agar mobil listrik laku di pasaran adalah harga baterai harus turun hingga kurang dari 100 dolar untuk setiap kWh. Tapi, dia tidak bersedia menjelaskan harga baterai saat ini.
Reuters mengutip Bernstein Research yang memperkirakan harga baterai di kendaraan listrik saat ini sekitar 400 dolar AS untuk setiap kWh. Kemungkinan pada tahun 2025 harganya turun menjadi 180 dolar AS.
Di pihak lain, bos Daimler Dieter Zetsche mengemukakan salah satu penyebab kendaraan listrik belum banyak digunakan adalah justru karena ingin masuk ke segmen yang lebih murah.
Zetsche, yang berbicara di Jenewa, mengatakan mobil listrik masih punya peluang meraih pembeli. "Perputaran di industri otomotif perlu waktu 14 sampai 21 tahun untuk menjadi kuat dan relevan," katanya.
Penerjemah: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2015
Copyright © ANTARA 2015