Jakarta (ANTARA) - Toyota Motor Corp. menurunkan target produksi global tahunan menjadi sekitar 9,8 juta unit dari target sebelumnya sekitar 10,3 juta unit, setelah sebagian produksi dihentikan akibat skandal sertifikasi kendaraan baru-baru ini di Jepang, menurut sumber yang akrab dengan masalah ini pada Kamis (8/8).

Target baru ini menandai penurunan produksi tahunan pertama dalam empat tahun, turun dari sekitar 10,03 juta unit pada tahun 2023.

Produsen mobil ini telah menghentikan produksi tiga model populer yakni Corolla Fielder, Corolla Axio, dan Yaris Cross terkait skandal yang muncul pada bulan Juni.

Baca juga: Nyaris 70 persen pasar elektrifikasi didominasi mobil hybrid

Baca juga: TEY tuntaskan tahap sosialiasi, sambangi siswa SMA di delapan kota


Toyota akan melanjutkan produksi model-model tersebut pada awal September, setelah kementerian transportasi Jepang mengonfirmasi keamanannya dan mencabut larangan pengiriman, seperti yang dinyatakan awal bulan ini.

Perusahaan juga sempat menghentikan produksi minivan Noah/Voxy setelah adanya pengungkapan baru mengenai pelanggaran uji kendaraan pada bulan Juli, sementara mereka tidak dapat memproduksi mobil hybrid Prius yang populer selama lebih dari dua bulan akibat penarikan kembali.

Pemangkasan produksi ini juga terjadi saat produsen mobil tersebut berjuang dengan penurunan penjualan di China, di mana mereka menghadapi persaingan harga yang semakin ketat dan peralihan pasar yang cepat ke kendaraan listrik. Demikian disiarkan Kyodo, Kamis (8/8) waktu setempat.

Baca juga: Toyota dituduh berusaha memonopoli pasar bahan bakar hidrogen

Baca juga: Toyota sumbang 60 persen ekspor kendaraan nasional

Baca juga: Toyota pertahankan posisi teratas dalam penjualan kendaraan global





 
Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024