Jakarta (ANTARA) - Toyota Indonesia Academy (TIA) meluluskan 72 mahasiswa bidang otomotif, terdiri atas 64 mahasiswa program studi D2 jurusan Tata Operasi Perakitan Roda Empat (TOPKR) dan delapan mahasiswa program studi D1 Teknik Pemeliharaan Mesin Otomasi (TPMO).

Sejak didirikan di tahun 2016 hingga saat ini, TIA telah melahirkan 327 sumber daya manusia (SDM) ahli yang sudah berkarya di PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) maupun rantai pasok industri otomotif nasional.

"Kehadiran TIA berperan penting dalam membangun SDM dengan fondasi efisiensi yang kuat. Beberapa target peningkatan mutu, melalui pengenalan advance manufacture technology juga sudah dicanangkan TIA untuk mencetak SDM yang dapat meningkatkan inovasi pekerjaan, untuk mengakselerasi proses produksi manufaktur," ujar Presiden Direktur PT TMMIN Nandi Julyanto dalam rilis pers, Kamis.

Baca juga: Lulusan Toyota Indonesia Academy ciptakan robot UV

Mengusung tema kelulusan “Strengthening Student’s Capabilities to Eliminate Inefficiency in Manufacturing” TIA menerapkan transformasi kurikulum Advance Mechatronic dengan melakukan peningkatan proses melalui pendekatan Toyota Production System dan pembekalan berkonsep pembelajaran berbasis proyek.

Kemampuan lulusan TIA juga diasah melalui praktik pelatihan kerja atau pemagangan dan diaplikasikan dalam proses produksi manufaktur.

Nandi mengatakan dengan konsep yang telah dicanangkan, lulusan TIA dapat menjadi individu kompeten besertifikasi, yang mampu bersaing menjawab tantangan industri dan selalu berada di depan perubahan teknologi.

Baca juga: Toyota Indonesia cetak SDM otomotif songsong Revolusi Industri 4.0

TIA juga melakukan evaluasi Focus Group Discussion (FGD) bersama para pakar industri untuk mengetahui dan beradaptasi lebih cepat dengan kebutuhan industri, sehingga kurikulum yang diaplikasikan dapat menjawab tantangan perkembangan teknologi.

Pada tahun kedua masa pendidikan, seluruh mahasiswa diberikan program pemagangan industri selama satu tahun agar lulusan TIA dapat lebih cakap beradaptasi dengan teknologi terbaru di industri manufaktur nasional.

Wakil Presiden Direktur PT TMMIN Bob Azam mengatakan, para lulusan TIA yang sudah mengenyam pendidikan karakter dan kurikulum mekatronik diharapkan dapat lebih cakap meningkatkan produktivitas dan efektivitas dalam proses produksi di manufaktur.

Baca juga: Toyota Indonesia dirikan akademi manufaktur otomotif

Eleminiasi inefisiensi di proses logistik, peningkatan kemampuan pemeliharaan, dan eskalasi kualitas pekerjaan menjadi tujuan utama pengembangan lulusan TIA agar menjadi SDM yang cakap dan adaptif terhadap perubahan teknologi di industri otomotif nasional.

"Kolaborasi kurikulum teknologi dan inefisiensi akan mengakselerasi lulusan TIA menjadi pemimpin-pemimpin yang adaptif dan inovatif di bidang pekerjaannya masing-masing selaras dengan moto kami 'We Make People Before We Make Product'," ujar Bob Azam.

Lulusan TIA jurusan TOPKR4 dengan IPK tertinggi 3.7 Fikriansyah Putra mengatakan bahwa masa pembelajaran di TIA menjadi pengalaman berharga, karena setiap ilmu yang dipelajari mulai dari teori hingga praktik dalam kurikulum pelajaran sangat disesuaikan dengan tantangan dunia kerja yang nantinya akan dihadapi.

Baca juga: Jawab era elektrifikasi, Toyota terapkan "green curriculum" di TIA

Dukungan dari para dosen juga menambah keterampilan teknis dan keterampilan nonteknis yang sangat diperlukan, sehingga membentuk dirinya menjadi lulusan TIA yang produktif serta inovatif.

"Saya bersyukur dapat menempuh pendidikan di TIA yang telah mengembangkan pengetahuan juga kemampuan serta membantu saya meraih impian di masa depan,” ujar pria asal Aceh tersebut.

Sejak 2019 hingga saat ini, mahasiswa TIA telah menorehkan prestasi di berbagai kompetensi dalam dan luar negeri. Pada 2024, mahasiswa TIA meraih medali emas dan perak pada ajang Asia Pacific Skill Contest di Thailand.

Baca juga: TEY tuntaskan tahap sosialiasi, sambangi siswa SMA di delapan kota
Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024