Jakarta (ANTARA) - Empat perusahaan besar di industri otomotif seperti Idemitsu Kosan Co., Ltd. ("Idemitsu Kosan"), ENEOS Corporation ("ENEOS"), Toyota Motor Corporation ("Toyota"), dan Mitsubishi Heavy Industries, Ltd. ("MHI") telah memulai studi untuk menciptakan bahan bakar netral karbon.

Toyota Global dalam laman resminya, mengatakan bahwa kolaborasi ini bertujuan untuk mempercepat mengenalkan bahan bakar netral karbon di Jepang pada tahun 2030. Keempat perusahaan ini nantinya akan mengerahkan seluruh kemampuan dan juga kekuatannya masing-masing.

Idemitsu Kosan dalam kolaborasi ini, nantinya akan mengupayakan penerapan sosial dari pasokan "Energi selangkah lebih maju" yang beragam dan ramah lingkungan yang membentuk salah satu dari tiga domain bisnis yang dinyatakan dalam rencana pengelolaan jangka menengah mereka.

Sementara ENEOS memiliki visi jangka panjang untuk menghadapi berbagai tantangan dalam mencapai pasokan energi dan material yang stabil guna mewujudkan cita-cita bersama yakni masyarakat netral karbon nantinya.

Baca juga: Netral karbon jadi tema besar di Toyota Jambore ke-13

Baca juga: Target nol emisi, Toyota siapkan kendaraan elektrik seluruh segmen


Untuk mencapai hal ini semua, berbagai hal inisiatif untuk mengurangi emisi gas rumah kaca telah mereka lakukan, termasuk penggunaan hidrogen dan energi terbarukan serta melakukan pengembangan bisnis bahan bakar netral karbon seperti bahan bakar sintetis.

Sedangkan MHI Group melakukan deklarasi netralitas karbon pada tahun 2040 melalui kampanye “Mission Net Zero”. Perusahaan sudah secara aktif berupaya membangun ekosistem solusi CO2 dan ekosistem solusi hidrogen.

Hal tersebut dilakukan melalui produk, teknologi, dan layanan grup MHI yang membantu mengurangi emisi CO2, serta solusi dan inovasi baru yang akan dikembangkan bersama mitra di seluruh dunia.

Sedangkan Toyota akan terus berupaya untuk menuju netralitas karbon, yang tidak hanya melalui penyebaran kendaraan listrik, namun juga dengan mengurangi emisi CO2 dari kendaraan bermesin pembakaran internal yang mereka miliki saat ini.

Sebagai contoh, pada tahun 2007 yang lalu Toyota telah memperkenalkan kendaraan berbahan bakar fleksibel (kendaraan yang dapat menggunakan bahan bakar nabati dan bensin) di Brasil.

Ke depannya, pihaknya akan terus berupaya mengurangi emisi CO2 dari kendaraan bermesin pembakaran internal, termasuk kendaraan yang sudah ada, dan juga akan mempertimbangkan pengembangan mesin yang dirancang khusus untuk kendaraan listrik yang berkontribusi terhadap penyebaran bahan bakar netral karbon.

Untuk diketahui bersama, bahan bakar netral karbon adalah bahan bakar yang membatasi emisi CO2 di seluruh siklus hidup produk.

Ini adalah istilah kolektif yang mencakup bahan bakar sintetis (bahan bakar elektronik) yang dibuat menggunakan hidrogen dan CO2 , dan biofuel yang terbuat dari bahan mentah seperti tanaman yang menyerap CO2 melalui fotosintesis.

Bahan bakar cair yang netral karbon memiliki keunggulan dalam hal penyimpanan dan transportasi energi serta cocok sebagai sumber energi yang dapat diangkut.

Oleh karena itu, kolaborasi dan kemitraan antar industri sangat penting untuk penyebaran bahan bakar netral karbon menuju terwujudnya masyarakat netral karbon.

Sebagai langkah pertama menuju arah ini, Idemitsu Kosan, ENEOS, Toyota dan MHI akan berkolaborasi untuk melakukan studi menuju pengenalan dan penyebaran bahan bakar netral karbon.

Baca juga: Toyota ingin buat pabriknya netral karbon pada 2035

Baca juga: Pertamina catat reduksi emisi karbon pada 2023 melampaui target

Baca juga: Korsel minta manufaktur otomotif & teknologi dukung netral karbon

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024