Mengutip Car and Driver pada Selasa, perusahaan rintisan otomotif yang sebelumnya melakukan pengurangan karyawan pada akhir Februari itu mengatakan jeda produksi ini akan membantu perusahaan dalam menyelaraskan tingkat inventaris dan mendorong kemajuan inisiatif strategis dan keuangan.
Di tengah jeda produksi ini, Fisker tengah melakukan negosiasi dengan sebuah produsen mobil besar yang belum diungkapkan namanya untuk menjalin kemitraan strategis.
Baca juga: Mobil listrik Fisker Ocean diselidiki karenamasalah pengereman
Baca juga: Fisker kirimkan 4.700 mobil listrik pada 2023
Kemitraan ini akan berfokus pada pengembangan mobil listrik termasuk kesepakatan terkait fasilitas produksi di Amerika Serikat.
Perusahaan itu juga mengumumkan pendanaan dan komitmen investasi baru dari investor yang telah ada. Menurut keterangan pihak Fisker, pendanaan baru tersebut memiliki nilai mencapai 150 juta dolar AS atau Rp2,3 triliun yang akan disalurkan dalam empat tahap.
Menurut laporan Wall Street Journal, saham Fisker turun 16 persen pada Senin siang (18/3) dan turun sekitar 90 persen pada tahun ini.
Fisker melaporkan dari 10.193 mobil yang diproduksi hanya 4929 unit yang dikirimkan pada tahun 2023. Kemudian, Fisker mengatakan memproduksi kurang lebih 1000 unit mobil listrik dari 1 Januari sampai 15 Maret 2024.
Perusahaan itu sebelumnya mengumumkan tiga produk baru yang akan dirilis pada tahun 2025 dan 2026 di antaranya mobil pickup Alaska, mobil Pear SUV, dan mobil sport Ronin.
Baca juga: Fisker produksi 5.000 unit Ocean dan targetkan 300 pengiriman per hari
Baca juga: Fisker Ronin elektrik direncanakan meluncur pada awal Agustus
Pewarta: Farhan Arda Nugraha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024