Bangkok (ANTARA) - Thailand akan memperluas program insentif untuk meningkatkan penggunaan truk dan bus listrik serta produksi lokal sel baterai kendaraan listrik (electric vehicle/EV), yang bertujuan untuk memperkuat statusnya sebagai pusat manufaktur EV regional.

Komite Kebijakan Kendaraan Listrik Nasional Thailand pada Rabu (21/2), menyetujui pengurangan pajak khusus bagi perusahaan-perusahaan untuk mengganti armada truk dan bus besar mereka menjadi kendaraan listrik bertenaga baterai dan hibah bagi produsen untuk memproduksi sel baterai EV secara lokal.

Narit Therdsteerasukdi, sekretaris komite itu, mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa langkah-langkah yang telah disetujui tersebut, yang mencakup kendaraan-kendaraan komersial besar, akan memperluas serangkaian kebijakan sebelumnya, yang berfokus pada mobil penumpang, ke semua segmen EV.

Menurut Narit, langkah ini diperkirakan akan secara signifikan membantu meningkatkan penggunaan truk dan bus listrik, mengurangi polusi di sektor transportasi, dan mendukung langkah perusahaan dalam mencapai target netral karbon. 

"Langkah-langkah untuk mendorong investasi dalam produksi sel baterai, sebuah elemen kunci dari rantai pasokan, akan membantu memastikan keberlanjutan dan ketahanan ekosistem EV kami," imbuhnya.

Berkat dukungan pemerintah terhadap EV, Thailand menjadi produsen otomotif peringkat teratas di Asia Tenggara sekaligus salah satu dari 10 besar dunia dalam hal total ekspor otomotif.

Pemerintah Thailand merencanakan agar EV bertenaga baterai dapat mencapai 30 persen dari total produksi otomotif di negara Asia Tenggara itu pada 2030, dengan kapasitas produksi tahunan diperkirakan mencapai 725.000 unit. 


 
Pewarta:
Editor: Ade irma Junida
Copyright © ANTARA 2024