Jakarta (ANTARA) - Seiring meningkatnya popularitas mobil gaya hidup di Jepang, produsen mobil Jepang memperkenalkan model-model buatan luar negeri untuk menawarkan lebih banyak opsi kepada konsumen domestik negara tersebut yang mencari mobil yang cocok untuk berkemah dan bermain ski.

Mitsubishi Motors Corp. akan menjual versi terbaru truk pikap Triton di Jepang mulai 15 Februari, menghadirkan kembali model yang populer di Asia Tenggara ke negara itu setelah absen selama 12 tahun.

Model terbaru dari kendaraan empat roda yang dihargai mulai dari 4,98 juta yen (Rp525 juta) dan dilengkapi dengan mesin diesel bertenaga tinggi, suspensi yang baru dikembangkan, dan tujuh mode pengemudian yang berbeda, diproduksi di Thailand, di mana perusahaan tersebut meluncurkannya pada bulan Juli.

Baca juga: Jepang hanya produksi mobil listrik dan hibrida pada 2050

Produsen mobil tersebut menghentikan penjualan model ini di tahun 2011 di Jepang karena permintaan yang menurun, tetapi memutuskan untuk menghidupkannya kembali setelah minat masyarakat meningkat selama pandemi COVID-19 terhadap kendaraan yang berguna untuk kegiatan di luar ruangan.

"Kami menargetkan mereka yang ingin memiliki mobil yang sedikit berbeda," kata spesialis produk utama Mitsubishi Yoshiki Masuda. "Kami berharap bisa menghidupkan kembali pasar truk pikap dalam negeri," tambah dia.

Honda Motor Co. akan meluncurkan SUV terbarunya buatan India, WR-V, di Jepang dalam pengenalan pertamanya ke negara itu untuk mobil buatan subbenua tersebut.

SUV kompak ini, dengan ruang bagasi besar dan kursi belakang yang luas, dihargai mulai dari 2,09 juta yen (Rp220 juta).

Model baru ini akan menambah lini SUV Honda di Jepang, selain Vezel dan ZR-V, dan ditujukan kepada para pemuda yang akan membeli SUV untuk pertama kalinya, kata perusahaan tersebut.

Popularitas SUV dan truk pikap telah meningkat di Jepang bahkan sebelum pandemi, didorong oleh meningkatnya popularitas kegiatan di luar ruangan, dengan Toyota Motor Corp. membawa kembali truk pikap Hilux-nya ke lineup domestik Jepang pada tahun 2017 setelah absen selama 13 tahun. Demikian disiarkan Kyodo, Minggu (21/1) waktu setempat.

Baca juga: Produsen mobil Jepang alami krisis penjualan di China

Baca juga: Menperin: Rasio kepemilikan mobil rendah jadi potensi manufaktur RI

Baca juga: Pandemi belum usai, produsen mobil Jepang kekurangan semikonduktor
Pewarta:
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2024