Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Ad Interim Erick Thohir menandatangani nota kesepahaman pembentukan mekanisme bilateral kolaborasi memajukan kendaraan listrik dengan Australia di kantor Kementerian BUMN, Jakarta.

"Ini sebuah momentum besar, di mana kalau kita lihat pergeseran ekonomi global saat ini banyak mengarah ke kawasan Asia, dengan situasi global yang tidak menentu hari ini, ini benar-benar pergeseran ke Asia," ujar Erick Thohir melalui keterangan resmi di Jakarta, Kamis.

Penandatanganan dilakukan oleh Erick Thohir dan Menteri Industri dan Sains Australia Edham Nurredin "Ed" Husic. Erick menyampaikan, kolaborasi tersebut merupakan buah dari kepercayaan internasional terhadap potensi pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia.

Baca juga: Menko Marves ad-interim: Ada peluang kolaborasi RI-Australia di IKN

Menurut dia, Indonesia dan Australia merupakan negara tetangga yang memiliki hubungan erat, baik dalam hubungan antarpemerintah, bisnis ke bisnis, maupun antarmasyarakat. Hubungan baik tersebut menjadi pendorong bagi kedua negara untuk memperkuat kerja sama dalam meningkatkan pengembangan industri kendaraan listrik.

"Kebetulan kedua negara (Indonesia dan Australia) punya sumber daya alam yang bisa disinergikan," kata Erick.

Erick menyebut kolaborasi itu juga sejalan dengan komitmen pemerintah dalam mendorong akselerasi kendaraan listrik di masa transisi energi saat ini. Dengan jumlah penduduk yang diperkirakan menyentuh 315 juta, Erick menjelaskan kendaraan listrik dapat menjadi solusi atas sejumlah persoalan lingkungan dan menjaga ketahanan energi nasional.

"Pemerintah sudah mengambil posisi, kita harus terus mendorong pengembangan EV (kendaraan listrik) jadi tidak hanya Indonesia sebagai negara yang memproduksi EV, tapi, juga kita punya pasar yang besar," Erick menambahkan.

Erick optimistis bahwa pengembangan industri kendaraan listrik akan memiliki dampak besar bagi Indonesia, salah satunya terhadap pertumbuhan ekonomi. Dia menilai hal itu juga akan berkontribusi besar dalam mendorong pembukaan lapangan kerja baru bagi masyarakat.

"InsyaAllah dengan nota kesepahaman ini, saya janjikan mungkin dalam satu bulan ke depan kita bisa punya peta jalan yang bisa kita implementasikan antara kedua negara sehingga bukan hanya seremonial, namun, sesuatu yang konkret untuk kemajuan persahabatan kedua negara," kata Erick.

Baca juga: Kemenperin sebut pemerintah tidak menargetkan penjualan mobil listrik

Baca juga: KLHK: Pengelolaan limbah baterai EV harus ditangani dengan benar

Baca juga: Kemenko Marves dorong percepatan peralihan kendaraan listrik

Baca juga: Ekonom: Perlu intervensi pemerintah untuk ubah gaya hidup masyarakat

Pewarta:
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023