Jakarta (ANTARA) - Terbangunnya ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di Tanah Air mesti dilakukan secara utuh sebagai satu kesatuan atau bersifat holistik serta berkesinambungan, sehingga tidak bisa selesai hanya lewat satu atau beberapa kali periode kepemimpinan seorang presiden.

Hal tersebut diutarakan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, kala menghadiri peluncuran purwarupa Battery Asset Management Services (BAMS) yang merupakan kolaborasi pihak Indonesia Battery Corporation (IBC) dengan konsorsium kendaraan listrik roda dua di Jakarta, Senin malam.

"Kita melihat kendaraan listrik ini harus utuh dari satu ekosistem. Jadi, negara ini kita sama-sama atur buat lebih efisien. Itu yang penting, kemajuan. Sekali lagi, ini nggak bisa selesai dengan satu presiden, bisa beberapa presiden. Yang penting, koridor kita pelihara bersama. Jangan hanya mimpi, tetapi harus lakukan perubahan sana-sini," tegas Menko Luhut.

Baca juga: Pemerintah ajak pranata humas promosikan kendaraan listrik

Ia kembali mengingatkan bahwa Pemerintah telah memulai berbagai program termasuk elektrifikasi kendaraan dan saat ini juga telah meluncurkan program bantuan untuk masyarakat yang bertujuan mempercepat adopsi kendaraan listrik.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, kala menghadiri peluncuran purwarupa Battery Asset Management Services (BAMS) Indonesia Battery Corporation (IBC) di Jakarta, Senin (12/6). (ANTARA/Ahmad Faishal)
Menko Luhut lantas mencontohkan pentingnya membangun ekosistem kendaraan listrik, salah satunya lewat investasi baru industri aluminium di Jawa Timur yang membutuhkan pasokan energi sebesar 4 gigawatt. Sementara Indonesia, kata Luhut, memiliki 437 gigawatt potensial dari clean atau green energy, dan saat ini masih kelebihan sebesar 5,2 gigawatt.

Baca juga: Menko Luhut sambut positif peluncuran platform purwarupa BAMS

"Jadi harus dimulai, karena membuat geothermal bisa 3 tahun, hydropower bisa 7 tahun, dan seterusnya. Kelebihan listrik 5 gigawatt dari PLN nanti, hampir terserap semua sehingga tahun depan nggak ada kelebihan listrik lagi. PLN pasti akan lebih sehat. Bayangkan, tahun lalu kita pusing karena PLN mesti bayar subsidi 47 triliun dari kelebihan 5,2 gigawatt. Kalau kelebihan ini habis dan kita ambil, akan menghemat 47 triliun," ungkapnya.

Lebih lanjut, Menko Marves menegaskan bahwa kendaraan listrik tidak hanya berbicara tentang kendaraan itu sendiri, namun juga seluruh ekosistem pendukung. Ia menjelaskan bahwa Indonesia terus berupaya agar sebanyak 10 persen dari populasi EV akan terwujud pada 2030 mendatang.

"Jadi, proyek ini berkesinambungan, tidak bisa satu term presiden selesai, tidak akan. Ini jangka panjang, jadi kita semua harus kompak. Bangsa ini maju kalau kita satu. Kalau ada tuding-tuding ini bikin perubahan hal baru, nggak usah aneh-aneh, biasa-biasa saja. Apa yang sudah dibuat anak-anak muda Indonesia sekarang harus jalan, tidak boleh tertunda-tunda," tutup Luhut dengan tegas.

Baca juga: Bertemu Mazda dan Fuso, Menperin minta dukungan percepatan EV
Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023