“Industri lokal di sini terkait kendaraan listrik perlu terus didorong, jadi, kita menciptakan peluang baru juga,” ujar Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan Lingkungan dan Kehutanan Kemenkomarves Nani Hendiarti di Jakarta, Selasa.
Nani menjelaskan bahwa dalam rangka mengawal program dekarbonisasi, khususnya pada sistem transportasi untuk menggunakan sumber energi bersih dan terbarukan, Kemenkomarves berupaya untuk membangun ekosistem yang mendukung.
Baca juga: Kementerian ESDM: Konversi motor listrik aksi nyata transisi energi
Guna membangun ekosistem tersebut, terdapat tiga faktor yang dikoordinasikan, yaitu upaya percepatan penggunaan energi terbarukan, mendorong produksi dan manufaktur lokal, serta mendorong peningkatan adopsi kendaraan listrik.
“Ini melalui pembentukan kebijakan yang mendukung,” ucap Nani.
Ia menjelaskan bahwa dengan ketiga faktor tersebut, Kemenkomarves akan terus mengembangkan kerangka kerja yang terintegrasi secara hulu dan hilir dalam kebijakan industri untuk menciptakan ekosistem kendaraan listrik yang andal dan kompetitif.
Nani juga menyoroti mobilisasi kendaraan berbahan bakal fosil yang berkontribusi dalam peningkatan emisi karbon pada kota-kota besar, khususnya Jakarta. Hal tersebut, kata dia, berdasarkan pada alat ukur indikator angka partikel halus (particulate matter/PM) 2.5.
Baca juga: PLN menginisiasi transisi energi dengan beralih ke kendaraan listrik
Pada akhir pekan lalu, ujar Nani, ia melihat ada beberapa lokasi dengan indikator alat ukur yang menunjukkan warna kuning, yang menandakan bahwa kualitas udara di wilayah tersebut kurang sehat.
“Lalu, kami tanya di situ ada apa, ternyata mobilisasinya sangat tinggi. Jadi, mobilisasi kendaraan dengan situasi yang sekarang ini masih cukup memberikan kontribusi pada emisi,” kata Nani menjelaskan.
Oleh karena itu, perubahan kendaraan dari berbahan bakar fosil menjadi kendaraan listrik dinilai dapat mempercepat penurunan emisi karbon yang diakibatkan oleh mobilisasi kendaraan.
Kemenkomarves menyaksikan Penandatanganan Nota Kesepahaman "Membangun Indonesia yang Lebih Hijau melalui Adopsi Kendaraan Listrik dan Kemitraan Lokal" antara AstraZeneca dengan Volta Indonesia, produsen kendaraan listrik. Dalam kerja sama itu, Volta menyediakan motor listrik untuk AstraZeneca.
Kerja sama antarperusahaan tersebut bertujuan untuk mendukung manufaktur lokal, serta mengakselerasi penggunaan kendaraan listrik guna mencapai target nol emisi Indonesia pada 2060. Per Oktober 2023, AstraZeneca telah menggunakan 120 motor listrik.
Sebanyak 30 unit motor listrik tambahan akan tiba pada akhir 2023. Dengan demikian, secara keseluruhan, jumlah motor listrik yang digunakan untuk operasional AstraZeneca mencapai 150 unit pada 2023.
Baca juga: Menhub tekankan transportasi jadi fokus program transisi energi
Baca juga: Volta bersama Microsoft dorong akselerasi transisi kendaraan hijau
Baca juga: PLN gunakan kendaraan listrik untuk capai nol emisi karbon
Pewarta: Putu Indah Savitri
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023