"Saya harap (merek lokal) masih bisa meramaikan pasar elektrifikasi Indonesia, tinggal nanti masyarakat yang memilih," kata Budi Setiyadi di area IIMS 2023, Kamis.
Menurut dia, jenama otomotif lokal masih bisa memiliki kesempatan untuk bersaing dengan nama-nama besar industri otomotif yang sudah terkenal secara lokal maupun secara global.
Baca juga: Insentif EV harus diberikan secara tepat sasaran
Dalam mendukung ekosistem kendaraan elektrifikasi, pemerintah sudah menunjukkan komitmennya dengan mengeluarkan berbagai insentif yang akan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam membeli kendaraan listrik.
"Menurut saya regulasi udah ada semua, intinya merek-merek (lokal) yang ada dan ingin tetap eksis, tentunya harus meningkatkan skema untuk penjualan, termasuk pemeliharaan dan ketersediaan suku cadang," ucap dia.
Sejak mulai 2019, tren penjualan kendaraan elektrik memang terlihat terus meningkat. Dia menyatakan bahwa sekitar 30.800 unit motor listrik telah terjual di pasar Indonesia.
Untuk itu, pihaknya memiliki target hingga 2024 akan memberikan catatan yang positif pada penjualan kendaraan elektrifikasi pada segmen roda dua, mencapai 2 juta motor akan beredar di jalan-jalan Indonesia.
"Sampai dengan 2024 diharapkan ada 2juta motor listrik. Saya yakin, kapasitas produksi 52 APM di Indonesia bisa mencapai target," tutup dia.
Baca juga: TNB gelontorkan dana Rp303 miliar untuk stasiun pengisian di Malaysia
Baca juga: Insentif kendaraan listrik percepat migrasi elektrifikasi
Baca juga: SIG beri apresiasi pemenang kompetisi video perjalanan transformasi
Pewarta: Chairul Rohman
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2023