Jakarta (ANTARA) - Pakar Otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyarankan pengawasan terhadap truk kelebihan muatan alias ODOL (Over Dimension Overload) perlu diperketat dengan bantuan teknologi digital.
“Perketat pengawasan ODOL dengan menggunakan teknologi digital di berbagai area tol beresiko kecelakaan tinggi,” kata dia saat dihubungi ANTARA dari Jakarta, Minggu.
Teknologi digital dinilai memberikan solusi yang lebih efisien, akurat, dan efektif dalam memantau kendaraan yang melanggar batas dimensi dan muatan. Pengawasan dengan bantuan teknologi juga dapat dilakukan secara aktual dan jarak jauh sehingga meningkatkan transparansi hingga menghemat banyak waktu.
Berbagai teknologi seperti sensor, kamera, hingga sistem weigh-in-motion (WIM) memungkinkan truk diperiksa secara otomatis tanpa perlu berhenti, mengurangi kemacetan dan waktu tunggu di titik pemeriksaan.
Baca juga: Pemkot Palembang minta izin Kemenhub jadikan terminal solusi truk ODOL
Berdasarkan penjelasan situs resmi Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub yang diakses Minggu, WIM adalah perangkat penimbang-gerak yang dirancang untuk menangkap dan merekam bobot gandar dan bobot kotor kendaraan saat kendaraan melaju di lokasi pengukuran. Fasilitas itu digadang-gadang menjadi solusi dari masalah penindakan angkutan ODOL.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) secara aktif terus melakukan penegakan hukum, namun, truk ODOL masih banyak berkeliaran di ruas jalan. Menurut Yannes, hal itu menunjukkan masih ada kendala dalam penerapan aturan, misalnya pengawasan yang didukung teknologi peringatan dini terutama di area tol.
Yannes juga menyoroti masih ada perusahaan yang mengabaikan peraturan ODOL demi mengejar keuntungan sehingga menurut dia, jangan hanya membebankan kesalahan kepada sopir truk.
Menurut data dari Korlantas Polri pada Oktober 2024, angka kecelakaan di jalan tol masih cukup tinggi setiap tahun.
Pada 2022, tercatat 1.464 kecelakaan dengan 688 korban meninggal, 237 luka berat, dan 2.564 luka ringan. Angka itu meningkat pada 2023 dengan 1.656 kecelakaan, yang menyebabkan 704 korban meninggal, 285 luka berat, dan 2.971 luka ringan.
Baca juga: ODOL masih jadi problem industri angkutan barang di Indonesia
Baca juga: KNKT sebut angkutan ODOL membahayakan angkutan penyeberangan
Baca juga: Korlantas: Kecelakaan Cipularang disebabkan kombinasi berbagai faktor
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024