Sebagian besar perusahaan blue-chip menghindari kripto karena volatilitas bitcoin dan token lainnya menjadikannya tidak praktis untuk perdagangan. Regulasi yang tidak merata dan penggunaan energi yang tinggi juga menghambat penyebaran kripto sebagai alat pembayaran, seperti disiarkan Reuters, Sabtu (14/10).
Produsen mobil listrik Tesla, yang pada tahun 2021 mulai menerima pembayaran dalam bitcoin, koin kripto terbesar, sebelum CEO Elon Musk menghentikannya karena masalah lingkungan.
Baca juga: Pria mabuk curi Ferrari dari dealer dan rusak 4 eksotis lain
Kepala Pemasaran dan Komersial Ferrari Enrico Galliera mengatakan bahwa mata uang kripto telah melakukan upaya untuk mengurangi jejak karbon mereka melalui penggunaan perangkat lunak baru dan penggunaan sumber daya terbarukan yang lebih besar.
“Target kami untuk mencapai netralitas karbon pada tahun 2030 di seluruh rantai nilai kami sudah terkonfirmasi,” kata Galliera dalam sebuah wawancara.
Ferrari mengatakan keputusan itu diambil sebagai tanggapan atas permintaan dari pasar dan diler karena banyak kliennya telah berinvestasi dalam kripto.
“Beberapa di antaranya adalah investor muda yang membangun kekayaan mereka melalui mata uang kripto. Beberapa lainnya adalah investor yang lebih tradisional, yang ingin mendiversifikasi portofolionya," kata Galliera.
Meskipun beberapa mata uang kripto, seperti mata uang kripto terbesar kedua Ether telah meningkatkan efisiensi energinya, bitcoin masih menuai kritik karena penambangannya yang boros energi.
Ferrari mengirimkan lebih dari 1.800 mobil ke wilayah Amerika, termasuk AS, pada paruh pertama tahun ini.
Baca juga: Ferrari akan rampungkan fasilitas kendaraan listrik
Galliera tidak mengatakan berapa banyak mobil yang diperkirakan akan dijual Ferrari melalui kripto. Dia mengatakan portofolio pesanan perusahaan kuat dan terpesan penuh hingga tahun 2025, tetapi perusahaan ingin menguji dunia yang sedang berkembang ini.
“Ini akan membantu kami terhubung dengan orang-orang yang belum tentu merupakan klien kami namun mungkin mampu membeli Ferrari,” kata dia.
Perusahaan Italia, yang menjual 13.200 mobil pada tahun 2022, dengan harga mulai lebih dari 200.000 euro (sekitar Rp3,3 miliar) hingga 2 juta euro (sekitar Rp33 miliar) itu, berencana untuk memperluas skema kripto ke Eropa pada kuartal pertama tahun depan dan kemudian ke wilayah lain di mana kripto diterima secara hukum.
Eropa, Timur Tengah dan Afrika (EMEA) adalah wilayah terbesar Ferrari, menyumbang 46 persen dari total pengiriman mobil pada paruh pertama tahun ini.
“Ketertarikan terhadap AS dan Eropa sama, kami tidak melihat perbedaan besar,” kata Galliera.
Negara-negara yang membatasi mata uang kripto termasuk Tiongkok.
Baca juga: Beli mobil pakai bitcoin sudah ditawarkan sejak 2015
Ferrari telah beralih ke salah satu pemroses pembayaran mata uang kripto terbesar, BitPay, untuk tahap awal di AS, dan akan mengizinkan transaksi dalam bitcoin, ether, dan USDC, salah satu stablecoin terbesar. Ferrari mungkin menggunakan pemroses pembayaran lain di wilayah berbeda.
“Harga tidak akan berubah, tidak ada biaya, tidak ada biaya tambahan jika Anda membayar melalui mata uang kripto,” kata Galliera.
Bitpay akan segera mengubah pembayaran mata uang kripto menjadi mata uang tradisional atas nama diler Ferrari sehingga terlindungi dari perubahan harga.
“Ini adalah salah satu tujuan utama kami: menghindari, baik dealer maupun kami, untuk menangani mata uang kripto secara langsung dan terlindung dari fluktuasi yang luas,” kata Galliera.
Sebagai pemroses pembayaran, BitPay akan memastikan bahwa mata uang virtual berasal dari sumber yang sah dan tidak berasal dari aktivitas kriminal atau digunakan untuk mencuci hasil kejahatan atau menghindari pajak. Galliera mengatakan bahwa sebagian besar dilernya di AS telah mendaftar, atau akan menyetujui skema tersebut.
“Saya yakin orang lain akan segera bergabung,” kata Galliera.
Baca juga: Israel bekukan rekening kripto yang digunakan untuk menyumbang Hamas
Baca juga: Bitcoin masih lesu, tapi investor optimistis jelang halving 2024
Baca juga: OJK tambah ADK baru khusus awasi aset keuangan digital dan kripto RI
Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023