Jakarta (ANTARA) - Samsung SDI Co. akan mengeluarkan 1,97 miliar dolar Amerika Serikat (sekitar Rp30,5 triliun) untuk fasilitas manufaktur baterai keduanya yang sedang dibangun di AS bersama Stellantis N.V.

Pengungkapan itu datang sekitar dua bulan setelah perusahaan patungan Samsung SDI dan Stellantis di AS StarPlus Energy mengumumkan rencana untuk membangun pabrik baterai keduanya di Indiana, selain pabrik pertama yang sedang dibangun di negara bagian AS tersebut, seperti disiarkan Yonhap, Rabu (27/9).

Berdasarkan informasi yang dimuat dalam berkas pengajuan, jumlah investasi untuk pabrik kedua itu sebanding dengan kepemilikan saham 51 persen milik Samsung SDI dalam proyek yang direncanakan. Investasi akan dilakukan mulai April 2024 hingga November 2027, demikian yang tertera dalam pengajuan tersebut.

Pabrik baterai kedua Samsung SDI dan Stellantis ditargetkan untuk mulai beroperasi pada tahun 2027 dengan kapasitas produksi awal sebesar 34 gigawatt jam (GWh) per tahun. Lokasi pabrik baru tersebut belum diputuskan.

Kedua perusahaan itu mendirikan usaha patungan baterai tersebut pada Oktober 2021 dan mengumumkan pada Mei 2022 rencana untuk fasilitas manufaktur baterai pertama di Kokomo, Indiana, AS.

Pabrik pertama tersebut bertujuan untuk memiliki produksi tahunan sebesar 33 GWh, naik dari target awal 23 GWh, dengan operasional yang akan dimulai pada kuartal pertama tahun 2025. 

Baca juga: Samsung SDI - GM akan bangun pabrik baterai EV di Indiana

Baca juga: Stellantis, Samsung SDI akan bangun pabrik baterai di Indiana

Baca juga: Huayou dan LG Chem kerja sama bangun pabrik baterai di Indonesia
Pewarta:
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023