Jakarta (ANTARA) - Toyota Motor telah mengungkapkan beberapa inovasi untuk baterai padat dan teknologi lain yang akan membantu meningkatkan jarak tempuh, performa, dan mengurangi biaya kendaraan listrik masa depan mereka, termasuk jarak tempuh yang bisa mencapai lebih dari 1.000 km.

Produsen mobil ini mengungkapkan strategi lengkapnya untuk bersaing di pasar kendaraan listrik yang didominasi oleh Tesla. Toyota telah merencanakan rutenya, mencakup pengembangan baterai generasi berikutnya dan desain ulang pabrik secara radikal.

Produsen otomotif Jepang ini sedang mengerjakan peluncuran baterai lithium-ion generasi berikutnya mulai tahun 2026 yang dapat menawarkan jarak tempuh lebih jauh dan pengisian lebih cepat.

Lebih spesifik lagi, pabrikan mobil ini sedang mengembangkan kendaraan listrik masa depan yang dapat menempuh lebih dari 1.000 km dengan sekali pengisian dan mengisi daya dalam waktu hanya 10 menit.

Baca juga: Menjajal All-new Yaris Cross, medium SUV berbanderol hingga Rp449 juta

Kendaraan bertenaga baterai ini akan memiliki jarak tempuh yang jauh lebih besar daripada versi jarak jauh saat ini dari Tesla Model Y yang ditenagai oleh baterai lithium-ion.

Kendaraan listrik terlaris di dunia itu dapat berkendara sejauh sekitar 530 km per pengisian berdasarkan standar Amerika Serikat.

Toyota juga mengungkapkan bahwa mereka telah mencapai "terobosan teknologi" dalam mengatasi masalah daya tahan baterai solid-state, dan mengatakan bahwa mereka sedang mengembangkan cara untuk memproduksi baterai-baterai tersebut secara massal dan mengkomersialkannya mulai tahun 2027.

Jarak tempuh telah menjadi salah satu perhatian utama dalam transisi ke kendaraan listrik, dan baterai solid-state diklaim mampu menyimpan energi lebih banyak daripada baterai elektrolit cair saat ini, sehingga meningkatkan jarak tempuh kendaraan. Produsen mobil dan analis mengharapkan baterai ini dapat mempercepat transisi ke kendaraan listrik.

Baca juga: Menperin: inovasi jadi kunci pengembangan elektrifikasi kendaraan

Oleh karena baterai-baterai ini lebih mahal, Toyota juga sedang mengembangkan alternatif yang lebih murah, yaitu baterai litium ferrofosfat, yang sudah sangat populer di China.

Pabrikan mobil ini juga sedang mengembangkan platform kendaraan listrik khusus untuk mengurangi biaya model-model baru dan lini perakitan yang sangat otomatis yang akan menggantikan sistem conveyor belt.

Di lini perakitan baru ini, mobil yang sedang diproduksi akan mengemudi sendiri melalui proses tersebut. Demikian disiarkan Hindustan Times, Rabu (14/6).

Baca juga: Menperin minta Toyota segera garap pasar Australia
Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023