Jakarta (ANTARA News)  — PT Astra Honda Motor (AHM) merilis Honda PCX warna putih dengan kombinasi warna hitam untuk memberikan pilihan yang beragam ke konsumen dan memperkuat image sebagai produk premium.

Siaran pers AHM menyebutkan trend pertumbuhan pasar sepeda motor skutik berkembang sangat pesat. Berdasarkan data AISI periode Januari – April, kontribusi penjualan kategori skutik terus menguat hingga mencapai 1.341.795 unit atau 49.6% dari pasar nasional.

Pada periode yang sama skutik Honda berhasil mendominasi penjualan dengan jumlah 699.168 unit atau 52.1% dari total pasar skutik di tanah air. Posisi Honda sebagai Raja Baru AT juga semakin kukuh dengan pencapaian ini.

Pada bulan Juni 2010, AHM mempelopori lahirnya sepeda motor berteknologi tinggi di segment motor skutik dengan meluncurkan Honda PCX (Personal Comfort Xaloon). Produk global Honda berkualitas dunia ini menjadi pionir skutik premium di Indonesia dengan pesona kemewahan dalam setiap detail desain bodinya.

Head of Corporate Communication AHM Kristanto mengatakan kehadiran Honda PCX telah menandai lahirnya era baru berkendara sepeda motor menggunakan skutik premium berteknologi tinggi.

“Sebagai flagship product, Honda PCX terbukti mampu memberikan kesan eksklusif kepada pemiliknya. Kehadirannya diterima dengan baik oleh konsumen di Indonesia karena menawarkan desain elegan, teknologi tinggi, dan kenyamanan berkendara, serta ketersediaan layanan purnajual yang eksklusif” ujarnya.

Untuk semakin menambah daya tarik dan memperkuat image PCX sebagai produk premium, AHM menambah pilihan warna dengan memperkenalkan Honda PCX warna putih dengan kombinasi warna hitam yang sebelumnya dengan kombinasi warna coklat. Warna ini dipilih karena mampu memberikan kesan mewah pada sebuah produk.

“Penambahan warna ini untuk memenuhi keinginan konsumen yang menanyakan warna lain yang juga mampu memberikan kesan mewah. Kami yakin penambahan warna putih ini dapat memenuhi keinginan konsumen dan memperkuat penjualan Honda di segmen skutik,” tambahnya.

Dari sisi teknologi, Honda PCX dilengkapi dengan teknologi tinggi yang belum pernah ada di skutik lain di Indonesia yaitu Idling Stop System. Teknologi ini akan mematikan mesin secara sementara setelah skutik berhenti dalam hitungan 3 detik dan pengendara hanya perlu menarik tuas gas untuk menghidupkannya lagi. Teknologi ini didukung oleh pengaplikasian alternator starter yang canggih dan pertama pada sebuah skutik.  Teknologi inovatif Honda ini membuat skutik bermesin 125 cc PGM-FI ini semakin hemat bahan bakar dan ramah lingkungan, bahkan memenuhi standar emisi gas buang Euro 3.

Teknologi mesin V-matic Honda yang dikombinasikan dengan built-in liquid cooled akan menstabilkan temperatur mesin sehingga membuat Honda PCX memiliki tenaga besar,  berakselerasi secara maksimal namun tetap efisien saat digunakan menempuh perjalanan jauh.

Sistem alarm anti malingnya memiliki kecerdasan dalam mendeteksi getaran dan gerakan untuk mengaktifkan sistem, dikendalikan oleh remote control. Sebuah persembahan istimewa dan pertama yang hanya ada di skutik premium Honda.

Tidak hanya itu, Honda PCX juga masih dilengkapi dengan kecanggihan sistem combi brake hidrolis dengan 3 caliper membuat jarak pengereman lebih pendek dan stabil saat pengereman.

Honda PCX juga menawarkan sensasi kenyamanan berkendaran melalui desain sit-in riding position, ban tubeless berprofil besar yang stabil, dan suspensi belakang ganda. Selain itu, Honda PCX juga dilengkapi dengan intelligent key shutter yang berfungsi sebagai pengaman kunci kontak bermagnet, tuas pembuka bagasi bervolume 32 liter yang dapat menyimpan helm fullface, serta membuka tutup tangki bensin berkepasitas 6,2 liter.

Dengan penambahan warna ini, konsumen memiliki empat pilihan warna Honda PCX yaitu White Shadow, Black Nighthawk, Silverstone Metallic, dan Goldbullion Metallic. AHM memasarkan Honda PCX dengan harga Rp 32.050.000,- (on the road DKI Jakarta) dengan target penjualan sebanyak 250 unit per bulan.
(A038)
 
 
Pewarta: Aditia Maruli Radja
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011