Jakarta (ANTARA) - Nissan Motor Co menyiapkan investasi sebesar 1,82 miliar Dolar AS untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik (electronic vehicle/EV) dengan menggandeng perusahaan pembuat baterai asal China Envision AESC grup.
Rencananya lokasi pengembangan baterai untuk kendaraan ramah lingkungan itu akan berlokasi di dua tempat yaitu di Jepang dan Inggris.
Baca juga: Krisis semikonduktor, Nissan hentikan tiga pabrik
“Nissan akan melanjutkan elektrifikasi untuk menuju penetralan karbon, meski demikian kami belum berencana mengumumkannya saat ini,” kata juru bicara Nissan seperti dikutip dari Reuters, Minggu.
Dua pabrik itu direncanakan mulai menghasilkan baterai- baterai listrik pada 2024 dan diharapkan dapat menyediakan kapasitas untuk 700.000 kendaraan listrik setiap tahunnya.
Dalam kendaraan listrik, penyediaan bateri menjadi komponen yang paling banyak memakan biaya serta waktu yang lama untuk menghasilkannya.
Untuk menekan biaya, kerjasama antarperusahaan kerap dilakukan untuk mendapatkan hasil yang lebih efisien menghadirkan kendaraan listrik.
Perusahaan Otomotif asal Jepang itu juga bermitra dengan Renault untuk membahas teknologi penggunaan baterai karena keduanya memiliki spesifikasi dan standar yang sama.
Chief Executive Renault Luca de Meo mengatakan keduanya telah membahas di bulan Mei 2021, kolaborasi yang paling tepat untuk menghadikan baterai bagi kendaraan listrik mereka.
Baca juga: Renault-Nissan jalani sidang atas tuduhan pelanggaran prokes di India
Baca juga: Nissan rugi Rp59,2 triliun setahun di tengah pandemi
Baca juga: Nissan jual seluruh sahamnya di Daimler
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021