Jakarta (ANTARA News) - Produsen mobil Jepang, Nissan, membatalkan rencana untuk membuat model kendaraan sport X-Trail di Inggris, kurang dari dua bulan sebelum negara itu akan meninggalkan Uni Eropa, menurut laporan media Inggris, Sabtu (2/2).

Nissan sempat mengatakan empat bulan setelah Inggris memberikan suara pada Juni 2016 untuk meninggalkan UE bahwa mereka akan memproduksi model baru SUV di Inggris, yang dipandang sebagai suara kepercayaan besar pada masa depan manufaktur di negara itu.

Pabrik produksi utama untuk X-Trail saat ini adalah di Jepang, sementara pabrik Nissan di Sunderland, timur laut Inggris, membuat Qashqai yang lebih kecil dan model lainnya.

"Rincian pasti dari pengumuman Nissan yang akan datang tidak jelas akhir pekan ini, tetapi sumber mengatakan hal itu mungkin awal dari tanda mereka meninggalkan rencana produksi X-Trail yang telah diumumkan pada musim gugur 2016," Sky melaporkan seperti dilansir Reuters, Sabtu (2/2).

Seorang juru bicara Nissan yang berbasis di Inggris menolak memberikan komentar.

Sky mengatakan pengumuman yang dijadwalkan pada hari Senin itu tidak menyebabkan hilangnya pekerjaan di pabrik Sunderland, karena X-Trail saat ini tidak dibuat di sana, tetapi akan menimbulkan keraguan tentang investasi Nissan lebih lanjut di Inggris.

Seperti halnya X-Trail, Nissan mengatakan pada 2016 akan membangun SUV Qashqai generasi berikutnya di Inggris setelah menerima jaminan pemerintah atas Brexit, yang pada saat itu dilihat sebagai dorongan bagi Perdana Menteri Theresa May.

Namun, kegagalan pemerintah Inggris sejauh ini untuk menegosiasikan rencana keluar dari Uni Eropa telah membuat produsen mobil kurang mau menggunakan Inggris sebagai pusat manufaktur Eropa.

Data menunjukkan pada hari Kamis, dan produksi mobil oleh Nissan di Inggris turun lebih dari 10 persen.

Baca juga: CEO Nissan dijadwalkan bertemu bos baru Renault

Baca juga: Pengadilan Tokyo tolak permohonan bebas Carlos Ghosn

Baca juga: Jaguar Land Rover umumkan rencana penghentian sementara produksi di Inggris

Baca juga: Dolar AS sedikit menguat dipicu ketidakpastian Brexit
Pewarta:
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2019