Bangunan yang terletak di tengah gedung pameran itu juga diperkokoh dari roda-roda sepeda, roda motor dan mobil, hingga sebuah aksesori besar berupa mobil VW bekas berwarna kuning yang tergantung di dalamnya.
Tempat bernama The Wasteland Project tersebut memang didesain menggunakan barang bekas yang dengan sentuhan kreativitas tinggi, dapat menjadi sebuah mahakarya bernilai.
Berbagai jenis motor konsep dan barang-barang daur ulang yang diolah menjadi barang bernilai, dipamerkan di dalamnya.
Seorang arsitek bernama Bingky adalah konseptor dari tempat yang kental dengan karya seni ini.
"Ini sudah tahun ketiga kami di IIMS. Awalnya hanya saya sendiri yang menempati lahan 10x10 meter. Kami sebagai salah satu konten acaranya," ungkap Bingky saat berbincang dengan Antaranews di Jakarta, Kamis.
The Wasteland Project, merupakan konotasi dari kata 'waste' yang identik dengan arti bekas.
"Jadi, semua yang ditampilkan di sini adalah barang bekas tapi didaur ulang menjadi keren dan bisa digunakan. Motor-motor ini juga tidak semuanya baru, tapi dimodifikasi jadi lebih keren," tutur pria berpenampilan nyentrik ini.
Menurutnya, semua anak muda yang memiliki kendaraan baik motor maupun mobil, atau barang kreativitas lainnya yang konsepnya senada dengan apa yang dipamerkan di The Wasteland Project, dapat ikut serta dalam proyek tersebut.
"Yang penting kreativitas mempergunakan barang yang sudah tidak terpakai, kemudian kita daur ulang menjadi barang yang keren dan berguna. intinya begitu," ungkap Bingky.
Pada kesempatan tersebut, mereka yang berkontribusi memamerkan motor dan mobil modifikasinya di The Wasteland, mengelilingi halaman JIExpo sebanyak tiga putaran.
Sementara di sudut lain, aksi dua buah motor mengeluarkan api yang membara menjadi pusat perhatian pengunjung IIMS
"Kami tidak melulu otomotif. Ini seperti barang yang bernilai ekonomi kreatif, jadi dari hal yang tidak terpikir, disulap jadi berguna dan bisa menjadi penghasilan artisnya," pungkas Bingky.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018