Tokyo (ANTARA News) - Dalam beberapa waktu belakangan para pabrikan kendaraan silih berganti memperkenalkan kendaraan berteknologi ramah lingkungan yang secara perlahan akan menggeser mobil-mobil dengan sistem pembakaran konvesional (combustion engine).

Sebagai jembatan dari kendaraan pembakaran konvesional menuju era mobil listrik (EV), Mitsubishi sudah memperkenalkan sistem plug-in hybrid electric vehicle (PHEV) yang ditanamkan pada model SUV Outlander.

Outlander PHEV yang lahir dari gabungan teknologi mobil listrik i-MiEV, ketangguhan SUV Pajero dan kecepatan Lancer Evolution, menawarkan selling poin antara lain platform SUV dengan ruang kabin luas, hemat bahan bakar, akselerasi mantap dengan tarikan lembut, kestabilan berkendara dengan dua penggerak motor di depan dan belakang.

Pihak Mitsubishi Motor Corporation (MMC) pun mengizinkan belasan pewarta dari Indonesia untuk menjajal kecanggihan Outlander di trek lurus, berbelok dan trek basah.


Mitsubishi Outlander PHEV dicoba di pusat R&D MMC di Okazaki, Jepang. (ANTARA News/HO/MMC)

Sensasi senyap

Begitu masuk ke ruang kabin untuk duduk di balik kemudi, pemandu uji berkendara dari Mitsubishi langsung memperkenalkan tiga mode berkendara EV, Series dan Paralel dengan menujukkan panel-panel indikator.

Suasana di dalam kabin begitu hening padahal saat itu mobil sedang dalam mode mengisi baterai melalui mesin kedua. Mobil kemudian diubah ke mode EV saat akan melaju dari posisi diam di arena fasilitas R&D di Okazaki.

Kesan pertama yang hadir saat menekan pedal gas adalah akselerasi responsif namun lembut yang disalurkan dari dua motor penggerak 4WD dengan sistem S-AWC.

Uniknya, mobil ini berakselerasi dengan tenang atau tanpa banyak mengeluarkan suara kendati SUV itu dipacu hingga kecepatan 80 km/jam.

Manuver terasa stabil saat melintasi arena slalom untuk berbelok tajam ke kanan dan kiri, kemudian mobil diputar ke arah sebaliknya.

Saat duduk di bangku penumpang, body roll tidak terlalu terasa walaupun tubuh mobil ini cukup besar.

(Baca: Lebih dekat dengan Mitsubishi e-Evolution Concept)

Lintasan basah

Setelah melibas lintasan aspal kering, para jurnalis digiring menuju lintasan basah untuk menjajal manuver di atas permukaan licin bersama seorang pengemudi terlatih.

Pewarta yang duduk di samping pengemudi itu awalnya dijelaskan bahwa tes ini diperuntukkan untuk menguji kehebatan sistem S-AWC (Super All Wheel Control) yang meningkatkan akurasi berbelok serta menghindari tergelincir saat bermanuver di medan licin.

Pengemudi itu lalu menjalankan Outlander dari kecepatan sedang kemudian mempercepat laju kendaraannya di atas jalanan basah kemudian memutar setirnya ke kanan dengan cepat.

Mobil pun tetap mengikuti arah setir tanpa tergelincir berkat sistem S-AWC yang mengatur AYC (Active Yaw Control) dengan ABS dan ASC (Active Stability Control).

Mobil terus berjalan membentuk lingkaran di medan basah dengan kecepatan yang stabil. Pengemudi itu kemudian bermanuver sekali lagi untuk membuktikan bahwa akurasi pada jalur dan berbelok bukanlah karena kebetulan, melainkan karena sudah diatur dengan teknologi S-AWC.

SUV berukuran besar dengan kapasitas mesin 2.000 cc ini dipasarkan di Eropa, Jepang dan akan menjajal pasar Amerika Serikat pada akhir tahun ini. Di sisi lain MMC belum mengumumkan apakah akan mencoba mobil ini di pasar untuk pasar Indonesia.


Mitsubishi Outlander PHEV melibas lintasan basah di pusat R&D MMC di Okazaki, Jepang. (ANTARA News/HO/MMC)
Oleh Alviansyah Pasaribu
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2017