Komisi Persaingan dan Konsumen Australia (ACCC) mengatakan pihaknya mencari informasi dari dua pihak yaitu departemen pemerintah yang bertanggung jawab atas keamanan kendaraan dan produsen mobil mengenai bentuk informasi yang telah diberikan kepada konsumen terkait penarikan tersebut.
Kematian pria di Sydney bulan ini, yang melibatkan Honda CRV dengan kantong udara produksi Takata, kemungkinan menjadi kasus ke-18 yang melibatkan perusahaan asal Jepang itu, dan menjadi kematian pertama di Australia.
Penyidik ​​mengatakan pria itu terluka di bagian leher oleh sebuah fragmen kecil dari kantung udara yang semestinya di-recall di seluruh dunia. Kantung udara Takata berpotensi melepaskan pecahan logam saat mengembang.
Juru bicara Honda, Neil McDonald, mengatakan kecelakaan itu masih dalam penyelidikan dan perusahaan tersebut tidak dapat mengatakan apakah kantung udara dimaksud adalah salah satu yang belum pernah diganti atau yang telah diganti sebagai bagian dari usaha recall Takata.
Di sisi lain, Takata belum memberikan jawaban atas komentar itu.
Ketua ACCC, Rod Sims, mengatakan kepada Australian Broadcasting Corporation pada Senin beberapa kantung udara kendaraan diganti setiap waktu enam tahun. Bahan kimia yang menyerap air dirancang untuk mengatasi masalah juga bisa rusak pada waktunya, katanya.
Sims mengatakan baru 36 persen kendaraan di Australia yang terkena dampak yang sudah mengganti kantung udara dan mendesak produsen untuk mempercepat kecepatan upgrade.
"Faktanya sekarang pabrikan sudah cukup lama untuk menemukan kantung udara dan menyortirnya," kata Sims.
Para pabrikan termasuk BMW, Toyota, Mazda dan Subaru, telah mengganti beberapa kantung udara dengan perbaikan sementara, kata ACCC.
Lebih dari 2,3 juta kendaraan di Australia menjadi targetkan penarikan kembali sejak 2009, kata badan pengawas tersebut.
Takata mengajukan perlindungan kebangkrutan di Amerika Serikat dan Jepang, dan mengatakan pada bulan lalu bahwa mereka telah menyetujui untuk diakusisi sebesar 1,6 miliar dolar AS oleh Key Safety Systems yang berbasis di China, demikian Reuters.
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2017