Afandi selaku Vice President Retail Fuel Marketing Pertamina menjelaskan bahwa sekitar separuh dari pengguna premium pindah ke pertalite.
"Jadi posisi sampai Maret, sharenya itu Premium 44 persen, Pertamax 18 persen, Pertalite 38 persen. Kalau dibandingkan awal dua tahun lalu, 38 persen konsumen premium pindah ke Pertalite berdasarkan total konsumsi gasoline," kata Afandi dalam sebuah diskusi bersama wartawan, Selasa.
Ia menambahkan, "Jadi setelah kita luncurkan Pertalite, pengguna Premium pindah ke Pertalite sampai sekarang pengguna Premium tinggal 44 persen, Pertalite langsung 38 persen, sementara Pertamax 14 persen."
Afandi menjelaskan perpindahan konsumsi itu mayoritas ada di wilayah Pulau Jawa karena banyak beredar kendaraan baru yang membutuhkan bahan bakar dengan kadar RON 90 seperti Pertalite. Sedangkan Premium masih banyak digunakan di wilayah Kalimantan, Sulawesi dan Papua.
"Jadi lebih banyak ke Pertalite karena konsumen-konsumen sudah sadar akan kualitas. Mobilnya sudah bagus minta bahan bakar RON 90, ya mereka pakai Pertalite," ucap dia.
Afandi pun mengatakan masyarakat lebih menerima Pertalite karena selisih harga yang tidak jauh dengan Premium.
"Sekarang bentor (becak motor) dan angkotan umum sudah pakai Pertalite," ucap Afandi. "Kalau angkot pakai premium justru lebih boros, makanya pakai Pertalite yang konsumsinya lebih irit."
Pewarta: Alviansyah P
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2017