Tokyo (ANTARA News) - Nissan Motor Co menjelaskan Carlos Ghosn yang memimpin perusahaan selama 16 tahun memilih mundur dari jabatan CEO agar lebih berkonsentrasi dan mengerahkan kemampuannya untuk proyek aliansi dengan Renault dan Mitsubishi Motors Corp.

Posisi Carlos Ghosn digantikan Hiroto Saikawa sekaligus mengakhiri spekulasi yang menyebutkan Ghosn akan melepaskan jabatan tertinggi dari perusahaan mobil kedua terbesar di Jepang di tengah adanya kecemasan para investor.

Ghosn berhasil membawa Mitsubishi masuk aliansi pada tahun lalu sehingga menempatkan penjualan tahunan gabungan grup itu mencapai 9,3 juta kendaraan, mendekati jumlah pemimpin industri Toyota Motor Corp dan Volkswagen.

Kendati aliansi itu membawa langkah baru guna meraup keuntungan serta tantangan menyeimbangkan kepentingan dari tiga merek mobil yaitu Nissan, Renault dan Mitsubishi, namun ada kekhawatiran rencana memadukan Nissan dengan Renault justru melambat.

Ghosn (62) tetap jadi pimpinan di Nissan, dia juga memegang posisi itu di Renault dan Mitsubishi. Namun Ghosn berada di Renault sebagai CEO dan akan terlibat lebih dalam untuk memecahkan berbagai masalah di perusahaan mobil Prancis itu.

"Masih banyak hal yang harus dilakukan di dalam perusahaan untuk menghasilkan pertumbuhan berkesinambungan, awet dan solid," kata Ghosn kepada Reuters, Kamis (23/2) waktu setempat.

Di sisi lain, Ghosn belum merinci masalah-masalah yang akan ia selesaikan bersama Renault. Namun pengetatan aturan emisi akan menjadi tantangan dalam menjalankan aliansi Nissan-Renault yang berencana mengintegrasikan mesin dan gearbox.

Ghosn mengatakan tiga merek mobil tersebut tidak hanya akan memangkas biaya, namun juga memperkuat daya saing pada mobil listrik dan swakemudi.

Pria Kelahiran Brasil, keturunan Lebanon dan warga negara Prancis itu memulai karirnya di Michelin Prancis, pindah ke Renault, di mana ia mengawasi perputaran dari para pembuat mobil. Ghosn kemudian bergabung dengan Nissan pada 1999 dan menjadi CEO pada 2001.
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2017