Kelompok berpenghasilan rendah akan terdampak karena lebih dari sepertiga mobil subkompak yang dijual di AS dengan harga kurang dari 20.000 dolar AS (sekitar Rp267juta) berasal dari Meksiko.
Analisis situs penjualan otomotif Carjojo menyatakan, berdasarkan harga rata-rata mobil yang diproduksi di Meksiko senilai 16.850 dolar AS, membuat pembeli merogoh kocek tambahan sebesar 2.679 dolar AS (Rp35,6juta) sebagai tarif impor masuk kendaraan termasuk pajak penjualan 6 persen.
"Efek dari tarif berdasarkan harga cukup memprihatinkan, tidak hanya untuk industri kami tapi untuk kesejahteraan keuangan keluarga-keluarga," kata Peter Levy, CEO dari situs jual beli mobil dilansir dari USAToday, Jumat.
Terhitung ada banyak produsen mobil yang secara bertahap memindahkan perakitan mobil kecil ke Meksiko karena tertarik dengan murahnya ongkos tenaga kerja dan perjanjian perdagangan antara Meksiko dengan negara-negara lain.
Biaya yang lebih murah dibandingkan di AS, membuat produsen mobil yang membangun pabrik di Meksiko yakin bisa menghasilkan keuntungan tipis dari bisnis mobil murah. Meksiko juga memiliki pabrik kendaraan yang lebih mahal, misalnya truk General Motor di Silao, Meksiko.
Di sisi lain, tarif yang diberlakukan Meksiko hanya berfungsi meningkatkan penjualan mobil dari negara lain yang berusaha meningkatkan produksi yang menurun.
Howard Gleckman dari Urban Brookings Tax Policy Center di Washington mengatakan saat Presiden Obama memberlakukan tarif terhadap ban buatan China, produksi mereka beralih ke negara-negara Asia seperti Malaysia dan Indonesia.
Namun penelitian ini tidak mempertimbangkan jumlah sukucadang dan komponen yang diimpor ke pabrik mobil di AS. Padahal hal itu juga dapat meningkatkan harga kendaraan yang diproduksi di AS, menurut Gleckman.
(Baca: Trump ancam berlakukan tarif impor 35 persen untuk mobil Jerman)
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2017
Copyright © ANTARA 2017