Jakarta (ANTARA) - Beberapa produsen mobil terbesar di dunia sedang menunggu dengan gugup, sementara yang lain berada di kursi cadangan, saat presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali ke Gedung Putih pada Januari 2025.
Kandidat dari Partai Republik, Trump, membawa serangkaian kebijakan ke pemilihan federal 5 November yang berpotensi berdampak pada ekonomi AS dan secara signifikan memengaruhi industri otomotif dan konsumen, lapor Drive, Selasa.
Beberapa di antaranya adalah tarif impor yang lebih tinggi dan perubahan peraturan emisi kendaraan, yang dapat berdampak pada kendaraan listrik dan membuat kendaraan bertenaga bensin tetap berada di showroom-showroom AS dan di seluruh dunia untuk waktu yang lebih lama.
AS berada di urutan kedua setelah China dalam hal jumlah penjualan kendaraan baru setiap tahunnya, yakni 15,5 juta kendaraan baru terjual pada tahun 2023, dengan Toyota, Honda, Nissan, BMW, dan Volvo di antara sekian banyak produsen mobil yang memiliki pabrik di sana.
AS juga merupakan markas besar bagi tiga dari sepuluh perusahaan mobil terbesar di dunia, yaitu Ford, General Motors (GM), dan pembuat kendaraan listrik Tesla.
Baca juga: Analis: Rupiah melemah di tengah kekhawatiran kebijakan tarif Trump
Kampanye Partai Republik sangat didukung oleh CEO Tesla, Elon Musk, yang dilaporkan telah menghabiskan dana sebesar 200 juta dolar AS (Rp3,16 triliun) untuk membantu Trump terpilih kembali, menambah kekayaan bersihnya sebesar 20 miliar dolar AS (Rp3,16 kuadriliun) setelah kemenangannya dalam pemilu.
“Rakyat Amerika memberikan mandat yang sangat jelas kepada @realDonaldTrump untuk melakukan perubahan malam ini,” tulis Musk di media sosial setelah hasil pemilu.
Menjelang pemilu, Trump sebelumnya menyatakan bahwa mobil listrik adalah “greenwashing”, kemudian ia mengubah pandangannya setelah Musk terlibat. Kini bos Tesla tersebut digadang-gadang akan menjadi bagian dari pemerintahan baru presiden terpilih.
Baca juga: Menilik kebijakan Trump usai terpilih sebagai Presiden AS
“Greenwashing” adalah taktik pemasaran yang digunakan oleh perusahaan untuk menciptakan citra ramah lingkungan yang menyesatkan, dengan tujuan meningkatkan penjualan tanpa benar-benar melakukan perubahan signifikan terhadap praktik bisnis yang berdampak pada lingkungan.
Sebagai kepala Tesla, peran Musk sangat penting mengingat keunggulan merek ini yang bersaing ketat dengan BYD, di mana keduanya bertukar posisi berulang kali sebagai pembuat mobil listrik terbesar di dunia selama setahun terakhir. Tesla juga membuat kendaraan listriknya di AS juga China.
China adalah pasar kendaraan terbesar di dunia dengan 30 juta penjualan di tahun 2023, hubungan antara China dan AS - dua raksasa industri mobil - sangat berpengaruh pada industri mobil baru di dunia.
Musk dapat menjadi pemain kunci dalam bagaimana tarif impor yang diusulkan Trump berdampak pada Tesla dan lanskap otomotif global yang lebih luas.
Baca juga: Media: 1,3 juta imigran legal kemungkinan akan dideportasi oleh Trump
Kebijakan tarif
Presiden terpilih juga berfokus untuk melindungi dan menciptakan lapangan kerja di AS dengan tarif yang lebih tinggi, mengancam tarif setinggi 200 persen ke negara tetangga Meksiko di mana mobil seperti SUV listrik Ford Mustang Mach-E dibuat untuk pasar global, termasuk AS dan Australia.
Meksiko telah dilihat sebagai lokasi alternatif bagi produsen yang memproduksi mobil di China untuk memindahkan pabrik guna menghindari tarif pada mobil, komponen, dan perangkat lunak buatan China, setelah pemerintahan Biden melipatgandakan tarif pada awal 2024.
Meskipun Ford menjamu Trump di pabrik Rawsonville di Michigan menjelang pemilu 2020 sebelumnya, Presiden dan CEO Ford Jim Farley - yang aktif di media sosial - tidak mengunggah apa pun terkait hasil pemilu 2024 di akunnya atau akun perusahaan.
Namun, langkah apapun yang diambil di Meksiko akan berdampak pada sejumlah produsen mobil di luar Ford, termasuk Toyota, yang membangun pikap Tacoma di Meksiko.
“Kami akan bekerja dengan peraturan apapun yang ada di depan kami. Kami memiliki 10 pabrik di AS, saya rasa tidak ada perbedaan besar dalam bisnis kami, dan kami selalu siap untuk menyesuaikan diri,” kata bos Toyota Motor Amerika Utara, Dave Christ.
Baca juga: Ekonom: RI bisa ambil benefit dari kebijakan proteksionisme Trump
Dengan 12 pabrik, Honda memiliki lebih banyak pabrik daripada Toyota di AS, setelah membuka pabrik pertamanya di Marysville, Ohio, pada tahun 1979.
“Produksi mobil di Meksiko, kami memproduksi sekitar 200.000 unit di sana, dan 80 persennya diekspor ke AS, sekitar 160.000 unit. Dampaknya bisa jadi dalam bisnis, lebih dari 160.000 unit, yang akan terkena tarif. Dan itu adalah dampak yang besar, saya pikir,” ujar Wakil Presiden Eksekutif Honda, Shinji Aoyama, dalam sebuah pernyataan.
Aoyama mengatakan tarif tersebut tidak hanya akan berdampak pada Honda tapi juga GM, Ford, dan perusahaan-perusahaan Jepang lainnya.
“Apakah perusahaan-perusahaan tersebut akan langsung menghentikan produksi di Meksiko? Tidak, saya rasa tidak. Jadi, saya tidak akan mengatakan bahwa tarif tidak akan disesuaikan. Namun, akan ada kegiatan lobi dan sebagainya pada saat itu,” tambahnya.
Tujuan dari kebijakan tarif Trump adalah untuk meningkatkan manufaktur AS, dengan pernyataan dari Stellantis - grup yang menaungi 14 merek mobil global termasuk Chrysler, RAM Trucks, Jeep, dan Alfa Romeo - sebagai dukungan.
Baca juga: Apa bedanya rencana kebijakan ekonomi Kamala Harris dan Donald Trump?
“Kami berharap dapat bekerja sama dengan Presiden terpilih Trump dan Kongres yang baru dalam kebijakan yang mendukung basis manufaktur yang kuat dan kompetitif di AS,” pernyatan Stellantis.
Demikian pula, sebuah pernyataan dari GM berbunyi bahwa perusahaan “berharap dapat bekerja sama dengan presiden terpilih, kongres, dan semua pejabat terpilih untuk memastikan bahwa AS terus memimpin dunia dalam hal teknologi dan inovasi, demi kepentingan para pekerja dan konsumen Amerika”.
Trump juga berjanji untuk mengubah peraturan emisi kendaraan AS yang diperkenalkan oleh pemerintahan Biden pada tahun 2024 yang dapat berdampak pada penjualan kendaraan listrik - dan jajaran model untuk pembuat mobil.
Pada awal 2024, bos Alfa Romeo yang dimiliki oleh Stellantis mengatakan bahwa merek ini akan menunggu hasil pemilu AS sebelum memutuskan jajaran produknya di masa depan.
Perubahan pada Inflation Reduction Act (IRA) - yang mungkin akan mengurangi kredit pajak dan subsidi untuk mobil listrik - juga dapat berdampak drastis pada produsen mobil listrik AS, termasuk Rivian dan Lucid.
Baca juga: Biden sebut "America is back", ganti kebijakan "America First" Trump
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024