Jakarta (ANTARA) - Xpeng mempertimbangkan untuk mendirikan pabrik produksi di Eropa di tengah kebijakan benua tersebut mengenakan tarif sementara terhadap mobil listrik impor China.

Carnewschina, Selasa (27/8), melaporkan, pimpinan Xpeng He Xiaopeng baru-baru ini mengungkapkan bahwa perusahaan tersebut kini berencana untuk memproduksi mobil listrik di Eropa untuk mengurangi dampak tarif. Pemilihan lokasi masih dalam tahap awal.

Xpeng adalah salah satu perusahaan yang bekerja sama dengan investigasi Komisi Eropa terhadap subsidi yang diterima oleh produsen mobil listrik China. Namun, Xpeng bukanlah salah satu perusahaan yang diambil sampelnya sehingga saat ini mobil mereka dikenakan tarif 20,8 persen.

Baca juga: Mobil terbang Xpeng X2 dipamerkan di Beijing

Di bawah tarif final yang baru diumumkan, perusahaan-perusahaan tersebut, termasuk Xpeng, akan dikenakan tarif yang meningkat sebesar 21,3 persen, tunduk pada perubahan antara pengumuman yang dibuat awal bulan ini dan implementasi akhir yang dijadwalkan paling lambat pada bulan November.

Xpeng mulai mengekspor ke Eropa pada 2020, dengan pasar awalnya adalah Norwegia, yang kemudian diperluas.

Perusahaan itu dilaporkan bahwa mengalami peningkatan pesat untuk penjualan internasional.

Untuk pertama kalinya pada kuartal kedua, kontribusi dari penjualan luar negeri melebihi 10 persen. SUV andalan Xpeng, G9, adalah SUV listrik murni menengah hingga besar terlaris di Norwegia dan Denmark, dan juga masuk dalam tiga besar di Swedia dan Belanda.

Saat ini, perusahaan telah memasuki tiga puluh negara dan wilayah, termasuk Eropa, Timur Tengah, dan Amerika Latin.

Xpeng bergabung dengan daftar produsen China yang terus bertambah, yang secara aktif mencari lokasi pabrik di negara-negara anggota Uni Eropa, dengan beberapa di antaranya merupakan imbas langsung dari tarif Uni Eropa.

Leapmotor yang didukung oleh Stelantis telah memulai produksi di Polandia, dan BYD sedang membangun pabrik di Hongaria. SAIC akan mengumumkan pada September di mana pabrik baru untuk memproduksi mobil bermerek MG akan berlokasi.

Tarif akhir yang akan diterapkan oleh Uni Eropa akan membuat Tesla dikenakan 9 persen untuk impor dari China, BYD 17 persen, Geely 19,3 persen, produsen yang bekerja sama yang belum diambil sampelnya secara individual 21,3 persen, dan akhirnya SAIC dan produsen yang tidak bekerja sama 36,3 persen.

Baca juga: Xpeng berjaya di daratan Eropa kalahkan Tesla

Baca juga: Kanada akan kenakan tarif 100 persen pada kendaraan elektrik China

Baca juga: Keputusan tarif Uni Eropa terhadap EV China masuki tahap akhir

Pewarta:
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2024