Hal itu disampaikan Direktur HR, GA, IT & SI AHM Markus Budi dalam paparannya di Lokakarya Wartawan Industri dan Otomotif yang digelar PT Astra International Tbk di Bogor, Selasa.
"Tahun 2015 nanti akan penuh tantangan namun ada harapan kompensasi dengan pertumbuhan kelas menengah yang tinggi," katanya.
Pengurangan subsidi yang berujung pada kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis premium menjadi Rp8.500 per liter dan Rp7.500 untuk jenis solar, menjadi salah satu tantangan yang harus dihadapi AHM pada 2015.
Markus menilai bahwa dampak pengurangan subsidi BBM hanya akan berlangsung dalam jangka pendek saja, mengingat ini bukan kali pertama harga BBM mengalami kenaikan.
"Efek terhadap industri sepeda motor kurang lebih bakal sama dengan industri mobil. Dalam jangka pendek mungkin ada kekagetan, tapi sebentar saja.
"Indonesia sudah mengalami kenaikan harga BBM berkali-kali, pada 2005 dulu juga dampaknya sebentar. Terlebih lagi sekarang pemerintah sudah berkomitmen subsidi yang dikurangi bakal dialihkan untuk membangun infrastruktur, yang nantinya malah bakal menunjang industri otomotif," katanya.
Selain kenaikan harga BBM, Markus juga menyebutkan tren nilai tukar mata uang yang melemah juga bakal menjadi tantangan bagi industri otomotif pada 2015 mendatang.
Kemudian, dampak turunan dari kenaikan harga BBM seperti harga bahan baku serta upah tenaga kerja juga diproyeksi menjadi tantangan lanjutan bagi AHM di 2015.
AHM hingga Oktober sepanjang 2014 telah mencatatkan performa positif dengan total penjualan mencapai 4.250.429 unit atau mengalami peningkatan 8,1 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Peningkatan itu juga berada jauh di atas pertumbuhan pasar sepeda motor nasional yang hanya berada di angka 3,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu, atau mencapai volume penjualan sebanyak 6.728.484 unit.
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014