New York (ANTARA News) - Chrysler dan Nissan mengatakan sedang meninjau laporan para ahli keamanan siber terkenal yang menempatkan kendaraan mereka masuk dalam tiga mobil yang paling mudah diretas (most hackable) di pasaran, dimana General Motor juga termasuk di dalamnya.

Peneliti keamanan komputer Charlie Miller dan Chris Valasek menyimpulkan dalam laporan yang akan dirilis akhir pekan ini bahwa model yang paling hackable adalah Jeep Cherokee 2014 Chrysler Group, Nissan Infiniti Q50 2014, dan produk General Motor Cadillac Escalade 2015.

Para peneliti dijadwalkan untuk membahas temuan mereka pada Rabu di konferensi hacking Black Hat di Las Vegas, di mana ribuan orang berkumpul untuk belajar tentang munculnya ancaman keamanan. Keamanan kendaraan, peralatan medis, dan peralatan lainnya terkait dengan komputer merupakan topik panas tahun ini.

"Chrysler Group akan berusaha untuk memverifikasi klaim ini, dan jika diperlukan kami akan memperbaikinya," kata juru bicara perusahaan Eric Mayne, seperti dikutip Reuters.

Nissan mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada Reuters bahwa mereka akan meninjau temuan. Mereka menambahkan "tidak ada indikasi" bahwa penulis mencoba untuk mengeksploitasi kelemahan siber Q50.

General Motors tidak memberikan tanggapan.

Miller, bagian keamanan Twitter dan Valasek, dan direktur riset keamanan kendaraan di perusahaan konsultan IOActive, mengatakan bahwa para ahli menilai keselamatan mobil berdasarkan potensi serangan jarak jauh.

Mereka tidak menguji kendaraan sendiri, tetapi membuat kriteria utama, termasuk sejumlah teknologi seperti WiFi dan Bluetooth yang memungkinkan peretas mendapatkan kontrol dari sistem untuk memanipulasi dan menyebabkan kerusakan fisik pada mobil, kata para peneliti.

Salah satu model dari Chrysler Group Fiat SpA membuat daftar tiga mobil paling hackable: Dodge Viper 2014, 2014 Audi A8 Volkswagen AG, dan Honda Accord 2014.

Karena Miller dan Valasek tidak benar-benar mencoba untuk meretas mobil-mobil itu, mereka mengatakan mobil yang dijuluki paling hackable tersebut mungkin sebenarnya cukup aman.

Mereka merilis penilaian hackability untuk menciptakan apa yang mereka percaya merupakan tolok ukur umum pertama konsumen yang dapat digunakan untuk membandingkan keamanan siber kendaraan.

"Hal ini tidak berarti bahwa yang paling hackable sebenarnya cukup aman (yaitu kode yang sangat aman) atau yang paling aman nyatanya juga hackable," kata mereka dalam laporan.

"Namun hal tersebut menimbulkan pandangan secara obyektif dari sisi keamanan sejumlah besar kendaraan yang tidak mungkin diperiksa secara rinci," kata laporan tersebut seperti dikutip Reuters.
Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2014