Jakarta (ANTARA) - Pakar Otomotif sekaligus akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengatakan pabrikan otomotif China, yang memasarkan kendaraan mereka di Indonesia dapat mempertimbangkan harga jual yang kompetitif untuk mendapatkan pasar yang lebih besar.

“Kisaran harga yang tepat untuk kendaraan-kendaraan China adalah membidik pasar terbesar otomotif Indonesia, yakni harga LCGC (Low Cost Green Car) Rp50 juta -250 juta, range Low MPV kisaran Rp200 juta -400 juta, serta SUV di kisaran Rp300 juta -500 juta,” kata Yannes martinus Pasaribu kepada ANTARA, Selasa.

Menurut dia, mobil-mobil China yang sudah berani dalam menjejali berbagai fitur canggih mampu menyerap konsumen Indonesia dengan begitu cepat. Jika hal tersebut turut diimbangi dengan harga yang kompetitif akan lebih mudah masuk ke pasar yang lebih besar.

Meski begitu, terdapat beberapa hal yang harus dimengerti oleh pabrikan otomotif asal China mengenai kondisi pasar otomotif Indonesia yang sudah sejak lama dikuasai oleh pabrikan Jepang.

Baca juga: Akademisi ITB : Langkah Indonesia sudah tepat bangun ekosistem Ev

Baca juga: Harga dan desain menarik, mobil China jadi pilihan kaum muda Indonesia

“Pertama, mereka harus membangun brand image yang kuat di Indonesia, dimana mereka masih tergolong baru dan belum sepenuhnya diterima,” ucap dia,

Selanjutnya, pabrikan China juga dituntut untuk menawarkan harga yang kompetitif untuk menarik konsumen Indonesia yang sangat peka terhadap harga, dengan tetap mempertahankan kualitas dan spesifikasi yang setara dengan merek Jepang dan Korea.

Poin penting selanjutnya yang harus diatasi oleh jenama China yang memasarkan kendaraan di Indonesia, harus mampu memperkuat strategi pemasaran untuk meningkatkan kesadaran dan minat terhadap mobil China melalui berbagai platform.

Hal selanjutnya yang harus dipahami oleh jenama China adalah mereka harus bisa menyesuaikan produk dengan kebutuhan dan selera pasar Indonesia, yang memerlukan riset pasar yang mendalam.

Poin penting terakhir yang harus diperhatikan oleh jenama China harus aktif untuk menjalin kerja sama dengan pemerintah agar bisa membuka peluang pasar yang lebih luas, terutama dalam proyek kendaraan listrik dan program insentif.

“Dengan mempersiapkan aspek-aspek tersebut, mobil-mobil China dapat membangun pondasi yang kuat untuk tidak hanya bersaing tetapi juga memimpin di pasar otomotif Indonesia,” tutup dia. 

Baca juga: Survei IMD sebut Tesla jadi produsen mobil paling inovatif

Baca juga: Wuling Air EV jadi mobil listrik favorit gen Z

Baca juga: Seri 0, mobil masa depan Honda miliki baterai tipis dan bodi ringan

Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024