Jakarta (ANTARA) - Mobil listrik pertama Xiaomi, SU7, mogok setelah menempuh jarak 39 kilometer dan tidak dapat diperbaiki, sehingga pihak bengkel harus mengembalikannya ke pabrik untuk dianalisis.
Hingga saat ini masih banyak detail yang masih belum jelas. Namun yang jelas, Tuan Wen, pemilik mobil mogok tersebut, adalah pembeli awal Xiaomi SU7 yang telah menunggu mobil tersebut selama lebih dari sebulan, lapor CarNewsChina, Rabu (8/5).
Xiaomi SU7 diluncurkan pada tanggal 28 Maret saat penjualan dibuka dan mulai dikirim ke konsumen pada 3 April. Wen menerima pengiriman mobilnya dari Pusat Pengiriman Xiaomi Auto Xiamen Xing'an di Provinsi Fujian, China, pada 4 Mei.
Baca juga: Xiaomi produksi 10 ribu kendaraan sejak 32 hari peluncurannya
Pada tanggal 6 Mei, pemilik mengunggah video di platform media sosial yang mengatakan bahwa Xiaomi SU7 miliknya mogok saat melaju dengan kecepatan tinggi sesaat setelah meninggalkan toko dan telah menempuh jarak 39 kilometer.
Wen mengatakan bahwa mobil tersebut harus diderek kembali ke pusat pengiriman. Kerusakan tersebut diyakini terjadi pada tanggal 5 Mei.
Video tersebut menunjukkan mobil yang diparkir di bahu jalan dengan lampu peringatan bahaya yang berkedip-kedip. Di dalam unit infotainment menampilkan “Mobil akan berhenti, harap menepi dengan aman dan hubungi pusat layanan online”.
Baca juga: Pengunjung mengantre berjam-jam untuk melihat Xiaomi SU7 lebih dekat
Kemudian pesan tersebut berubah menjadi “sistem penggerak rusak dan tidak dapat digeser”. Hal ini menunjukkan adanya kesalahan yang berarti mobil tidak dapat dialihkan antara mode maju dan mundur.
Pusat Pengiriman Xiang'an mengonfirmasi pada Selasa (7/5) bahwa mereka telah menerima keluhan dari Tuan Wen dan mereka tidak dapat menemukan masalahnya.
Menurut berita lebih lanjut, mobil tersebut tidak dapat diperbaiki dan perlu dikirim ke pabrik untuk dianalisis guna mengetahui penyebab insiden tersebut sebelum dapat diperbaiki.
Baca juga: Xiaomi sebut pesanan mobil listrik SU7 telah tembus 75 ribu unit
Anehnya, setelah kejadian ini, Tuan Wen justru meminta mobil baru dan bukannya pengembalian dana dan tidak senang dengan kenyataan bahwa ia tidak dapat diberikan mobil baru.
“Saya ingin mobil, bukan mengembalikan mobil, dan saya tidak ingin melakukan pemesanan baru dan jadwal produksi,” kata dia.
Layanan pelanggan Xiaomi dilaporkan sedang menegosiasikan pengembalian dana dengan Tuan Wen bersama dengan kompensasi atas biaya yang telah dikeluarkannya.
Baca juga: Xiaomi targetkan penjualan EV pertamanya SU7 sebanyak 100 ribu unit
Xiaomi berada di peringkat keenam dalam liga penjualan pasar kendaraan energi baru untuk mobil dengan harga di atas 200 ribu yuan (sekitar Rp444 juta) tahun ini, meskipun baru dijual sejak akhir Maret dan telah mencapai pengiriman 8.500 mobil hingga 5 Mei, mungkin termasuk mobil Wen.
Ini bukan insiden pertama yang melibatkan Xiaomi SU7 yang menunjukkan masalah kualitas pada mobil. Salah satu yang lebih mengganggu adalah bahwa fungsi Autonomous Emergency Braking (AEB) alias pengereman otomatis tidak dapat beroperasi hingga 135 km/jam yang diklaim oleh Xiaomi.
Ada juga laporan yang berkaitan dengan ketidakkonsistenan dalam ketebalan cat serta keausan yang berlebihan pada jok di kendaraan uji.
Baca juga: Xiaomi mulai pengiriman SU7 versi kustomisasi lebih awal dari jadwal
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2024