Jakarta (ANTARA) - Produsen mobil asal China, Chery, dan mitranya dari Spanyol, Ebro-EV Motors, mengatakan pada Jumat (19/4), bahwa mereka berharap dapat menciptakan 1.250 lapangan kerja baru dan memproduksi 150 ribu kendaraan per tahun.

Sebagian besar dari produksi tersebut berupa kendaraan listrik, pada pabrik pertamanya di Barcelona.

Mobil-mobil tersebut akan dirakit di bawah perusahaan gabungan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh grup Spanyol di pabrik yang sebelumnya ditutup oleh Nissan pada Desember 2021 dan pernah mempekerjakan hampir 3.000 orang.

Baca juga: Chery teken kerja sama platform dengan merek premium Eropa

Baca juga: Chery hampir capai kesepakatan buat pabrik di Spanyol


Perusahaan akan mulai merekrut 150 karyawan "dalam beberapa bulan mendatang", kata kedua perusahaan dalam sebuah pernyataan, dikutip The Business Times pada Sabtu.

Perjanjian tersebut, yang merupakan hasil dari negosiasi panjang antara pihak berwenang Spanyol dan perusahaan China, pertama kali diumumkan pada Selasa (9/4) lalu, namun tidak ada rincian yang diberikan.

Perjanjian secara resmi ditandatangani pada sebuah upacara yang diadakan di pabrik yang dihadiri oleh Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez dan wakil presiden eksekutif Chery, Guibing Zhang.

"Proyek ini akan menghasilkan penciptaan kekayaan dan, yang terpenting, penciptaan dan pemeliharaan lapangan kerja," kata Sanchez, seraya menambahkan bahwa proyek ini merupakan simbol proses reindustrialisasi yang sedang berlangsung di seluruh Spanyol.

Chery dan Ebro-EV Motors mengatakan bahwa mereka berencana untuk memproduksi 50 ribu kendaraan per tahun di pabrik tersebut pada tahun 2027, meningkat menjadi sekitar 150 ribu kendaraan per tahun pada 2029.

Chery adalah produsen mobil China kedua yang mendirikan pabrik di Eropa, setelah BYD mengatakan pada bulan Desember bahwa mereka akan membangun pabrik di Hongaria karena mendorong rencana untuk berekspansi ke Eropa meskipun ada kekhawatiran akan persaingan yang semakin meningkat.

Didirikan pada tahun 1997, Chery adalah perusahaan milik negara yang menyatakan telah menjual 1,9 juta mobil pada tahun 2023.

Chery mulai populer di China sekitar 15 tahun yang lalu dengan mobil kota kecil (city car) berbahan bakar bensin yang ditujukan untuk pasar lokal. Sejak itu, Chery pindah ke pasar kendaraan listrik (EV).

Langkah Chery ini dilakukan saat ketegangan meningkat antara Beijing dan Brussels, ketika Uni Eropa meningkatkan tindakan untuk mempertahankan industri Eropa dari ancaman yang semakin meningkat dari China dan Amerika Serikat.

Baca juga: Chery Omoda E5 2024 targetkan jadi mobil listrik terlaris di Australia

Baca juga: Mobil listrik pertama Chery di Indonesia terjual lebih dari 2.400 unit

Baca juga: Chery bukukan total 864 SPK di IIMS 2024, 75 persennya Omoda E5

 
Pewarta:
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024