Jakarta (ANTARA) - McLaren Group kini sepenuhnya dikendalikan oleh dana kekayaan negara Bahrain setelah struktur kepemilikan perusahaan asal Inggris tersebut direorganisasi.
Belum ada kabar pendanaan baru untuk McLaren yang diumumkan oleh investor strategis jangka panjang, Bahrain Mumtalakat Holding Company (Mumtalakat). Namun, langkah menuju kepemilikan penuh membuka jalan bagi kemitraan teknis baru, yang memungkinkan divisi mobil sport McLaren untuk berinvestasi dalam powertrain listrik, sebagaimana yang dilaporkan Automotivenews, Sabtu (23/3).
McLaren telah dalam kesulitan usai pandemi COVID-19 untuk mengembalikan divisi mobil sport-nya ke profitabilitas dan harus meminta bantuan dari para pemegang sahamnya untuk mendapatkan pembiayaan dalam berbagai kesempatan.
Baca juga: McLaren kembangkan mobil sport murah
Baca juga: McLaren siap tampil kompetitif di musim 2024 dengan MCL38
McLaren Group menerima 450 juta pound sterling (Rp8,96 triliun) dari para pemegang saham pada tahun 2023 hingga akhir November, kata perusahaan.
"Kesepakatan ini akan semakin memungkinkan kami untuk fokus dalam mewujudkan rencana bisnis jangka panjang kami, termasuk investasi dalam produk dan teknologi baru, sambil terus mengeksplorasi potensi kemitraan teknis dengan mitra industri," kata Ketua Eksekutif McLaren Group, Paul Walsh, dalam sebuah pernyataan, Jumat (22/3).
McLaren sedang berdiskusi dengan sejumlah mitra potensial untuk berbagi teknologi kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).
Sebuah kesepakatan, yang dapat mencakup sebuah perusahaan yang mengambil saham ekuitas di McLaren, diharapkan terjadi pada musim panas. Produsen mobil China termasuk di antara mereka yang telah didekati.
McLaren diperkirakan akan menggunakan crossover yang direncanakan untuk beralih ke drivetrain listrik. Peluncurannya dijadwalkan pada tahun 2028, namun tergantung pada perusahaan untuk kembali ke profitabilitas, ujar CEO McLaren Automotive Michael Leiters kepada media setempat tahun lalu.
Fokus jangka pendek McLaren adalah meningkatkan pendapatan yang berkelanjutan dengan model mobil sport Artura dan 750S, serta model-model dengan volume yang lebih rendah seperti hypercar bertenaga Solus V-10 dengan satu kursi, kata Leiters.
McLaren Automotive kehilangan 148 juta pound sterling (Rp2,9 triliun) pada kuartal yang berakhir 30 September 2023 karena pendapatan turun 18 persen dari tahun sebelumnya, kata perusahaan, menambahkan bahwa mereka akan membukukan angka penuh 2023 pada bulan April.
Baca juga: McLaren bidik produksi 5.000 unit mobil pada 2022
Baca juga: McLaren siap perkenalkan 18 mobil baru
Baca juga: McLaren pindahkan produksi sasis fiber dari Austria ke Inggris
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2024