Abuja (ANTARA News) - Seorang menteri membuat marah rakyat Nigeria karena membeli dua mobil mewah  BMW 760Li antipeluru.

Di sisi lain, 60 persen rakyat Nigeria hidupdengan penghasilan  kurang dari 1 dolar (sekitar rp10.800) setiap harinya.

Otoritas Penerbangan Sipil Nigeria (NCAA) menyatakan, pihaknya diperintahkan oleh Menteri Penerbangan Stella Oduah untuk memesan BMW 760 Li seharga 225 juta naira (mata uang Nigeria, sekitar rp16 miliar)  dua bulan lalu.

Pihak kementerian menyatakan mereka membutuhkan mobil itu untuk alasan keamanan.

"Ini adalah ketentuan internasional untuk membawa menteri kita ... dan pejabat asing dalam kendaraan yang aman setiap kali mereka berada di Nigeria," kaya Direktur Jenderal NCAA Fola Akikuotu akhir pekan lalu seperti dikutip Reuters.

Berita tentang pembelian mobil itu terungkap dalam sebuah dokumen yang dibocorkan pada pekan lalu oleh seorang sumber kepada situs diaspora Nigeria, Sahara Reporters, yang berbasis di AS.

Pendukung Oduah menyatakan bahwa berita ini merupakan upaya musuh-musuhnya untuk mencoreng reputasi sang menteri/

Para aktivis mengatakan rakyat Nigeria muak dengan tingkah politisi yang mereka anggap melakukan pemborosan uang publik untuk pembelian mobil dan rumah mewah, sementara anggaran pendidikan dan kesehatan dikurangi.

"Ketika kemiskinan mengikis kehidupan rakyat, hal itu sangat keterlaluan ketika jumlah uang yang besar digunakan untuk membeli kendaraan keamanan untuk menteri," kata seorang aktifis dari kelompok bernama Jaringan Afrika untuk Keadilan Lingkungan dan Ekonomi, yang menyerukan Oduah untuk mengundurkan diri.

Juru bicara Oduah, Joe Obi belum bersedia untuk memberi komentar, tapi mengutip dari surat kabar The Punch pada Senin, ia menyatakan bahwa mobil tersebut dibutuhkan karena adanya "ancaman yang jelas dan nyata terhadap kemanan pribadinya (sang menteri)."

Sekitar 70 persen dari anggaran produsen minyak utama Afrika dihabiskan untuk pemerintah, menyisakan 30 persen untuk investasi di bidang infrastruktur yang sangat dibutuhkan.

Penerjemah:
Copyright © ANTARA 2013