Changzhou, China (ANTARA) - Perusahaan teknologi sekaligus produsen electric vehicle (EV) alias  kendaraan listrik (EV) asal China, BYD (Build Your Dreams) memiliki megapabrik terintegrasi yang mampu memproduksi 1.200 unit mobil per hari dalam dua regu kerja.

ANTARA pada Jumat (22/12) waktu setempat berkesempatan menyimak produksi mobil BYD Atto 3 dan BYD Seal secara langsung di pabrik yang berlokasi di Changzhou, China. Pabrik di Changzhou merupakan pusat inovasi, riset dan pengembangan, serta rumah produksi yang telah menggunakan fasilitas terdepan untuk perakitan mobil secara otomatis atau menggunakan robot.

"Pabrik Changzhou adalah salah satu aset terpenting yang dimiliki BYD karena merupakan landasan komitmen keberlanjutan BYD. Dengan fasilitas yang mencakup pembuatan komponen hingga perakitan, pabrik ini memungkinkan kami untuk memproduksi NEV (new energy vehicle) dengan kualitas tinggi dan biaya yang terjaga, sehingga kami dapat terus memimpin revolusi NEV global,” Presiden Direktur PT BYD Motor Indonesia Eagle Zhao menjelaskan.

Pabrik Changzhou dengan luas area 11.600 meter persegi merupakan "dapur" BYD Atto 3 dan BYD Seal. Pabrik itu didirikan pada 2019 dan mulai memproduksi kendaraan dengan e-platform pada tahun 2021.

Baca juga: Menengok "dapur" baterai BYD di Pabrik FinDreams

Saat berkeliling di pabrik, terlihat ada empat area utama yaitu stamping, welding, assembly, dan painting. Adapun mesin-mesin yang digunakan merupakan hasil desain sendiri sehingga bisa disesuaikan untuk mencapai efisiensi 50 persen lebih tinggi dibandingkan pabrikan lain di China.

Pabrik di Changzhou juga menerapkan teknologi canggih berupa sistem otomatisasi hingga 95 persen dari total keseluruhan proses manufaktur, sesuai kebutuhan produksi.

"BYD sangat memahami bahwa teknologi adalah sebuah kekuatan positif bagi masyarakat untuk mendukung lingkungan yang sehat. Oleh karena itu kami terus berfokus pada berbagai terobosan agar dapat bersama-sama dengan konsumen membangun ekosistem tanpa emisi dan membawa dampak yang baik bagi bumi,” ujar Eagle Zhao.
 
Produksi mobil di Pabrik BYD Changzhou China. (ANTARA/HO)


Pada area stamping, sistem otomatisasi berperan untuk memproduksi panel body atau struktur badan mobil, yang saat ini bisa menghasilkan 1.200 unit mobil per hari dalam dua jadwal pengerjaan.

Pada area welding, terdapat 477 tenaga robot dari 1.000 lebih unit robot yang ada di dalam pabrik. Area welding juga memakai teknologi robotic welding untuk menghasilkan tingkat kerapatan pengelasan rangka yang sangat halus atau hampir tidak terlihat.

Hal itu merupakan salah satu faktor keberhasilan BYD Atto 3 menyabet gelar lima bintang pada New Star Assessment Program (NCAP).

Baca juga: Mengenal baterai canggih dan aman "Blade Battery" dari BYD

Berpindah ke area assembly, terdapat sistem otomatisasi untuk menyamakan waktu penyatuan rangka mobil, platform, dan baterai secara bersamaan.

Masing-masing area tersebut juga memiliki tim riset dan pengembangan sendiri, seperti pengecekan dan penelitian kesalahan atau kerusakan pada area stamping, pengecekan dengan sampel acak untuk melihat potensi kesalahan presisi pada area welding, dan pengecekan dengan sampel acak akan potensi kesalahan produksi pada area assembly.

“Pada dasarnya, Industri otomotif terdiri dari dua bagian penting, yaitu manufaktur dan distribusi. Keunggulan teknologi yang diperlihatkan melalui salah satu pabrik kami yang berada di Changzhou ini, menjadi wujud kesiapan BYD dalam menyediakan dan memenuhi kebutuhan pasar melalui fasilitas produksi yang unggul dan massal,” kata Kepala Komunikasi Pemasaran PT BYD Motor Indonesia Luther Panjaitan.

Kapasitas produksi 2023 tertinggi

Pabrik yang menerapkan praktik keberlanjutan melalui penerapan energi baru itu memiliki kapasitas produksi 300.000 unit NEV per tahun, dan bisa ditingkatkan sesuai permintaan pasar.

Dari total produksi delapan pabrik BYD pada tahun 2023, BYD telah mencatatkan rekor produksi EV dan PHEV sebanyak 6.000.000 unit untuk didistribusikan ke seluruh dunia.

Dimulai sejak tahun 2008 hingga semester pertama tahun 2023, BYD telah mencapai total penjualan 1,25 juta unit kendaraan dan berada pada peringkat sepuluh produsen mobil terbesar di dunia. Prestasi itu juga mencakup unit ekspor kepada lebih dari 70 negara.

Pada 2024, BYD akan memasukkan Indonesia ke dalam peta visi ekosistem tanpa emisi yang dimulai dengan memperkenalkan tiga model NEV.

"Kami ingin sinergikan dedikasi BYD pada bumi dengan komitmen Indonesia menuju Net Zero Emission. Kami melihat besarnya potensi sinergi ini dari peningkatan penggunaan kendaraan listrik di Indonesia. Dengan pertimbangan konsumen yang semakin cerdas, kami yakin BYD akan diterima dengan baik dan menjadi pilihan utama konsumen di Indonesia," ujar Eagle.

Baca juga: Strategi BYD hadapi kurangnya infrastruktur pengisian daya mobil EV

Baca juga: Toyota lakukan studi untuk bangun pabrik baterai EV di Indonesia

Baca juga: Jokowi sambangi pabrik baterai milik Hyundai di Karawang
Pewarta:
Editor: Natisha Andarningtyas
Copyright © ANTARA 2023