Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo kembali menyambangi pabrik sel baterai kendaraan listrik milik Hyundai yang berlokasi di Kabupaten Karawang, Jawa Barat, pada Kamis, (14/9/2023).

Kunjungan Jokowi ini diyakini dapat menambah semangat produsen baterai tersebut untuk menghidupkan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia seperti yang dicita-citakan pemerintah saat ini.

“Sejalan dengan visi Indonesia, Hyundai terus berkomitmen dalam memimpin elektrifikasi di industri otomotif Tanah Air. PT HLI Green Power pun menjadi bagian penting dari langkah berkelanjutan Hyundai dalam melakukan investasi untuk membangun ekosistem dan rantai pasok kendaraan listrik di Indonesia, khususnya dalam meningkatkan kapabilitas industri komponen otomotif dalam negeri,” kata President Hyundai Motor ASEAN Headquarters, Young Tack Lee dalam keterangan resminya, Jumat.

Baca juga: Jokowi ungkap baterai EV dari RI bisa buat negara lain ketergantungan

Sejak beberapa tahun ke belakang, Hyundai memang menunjukkan komitmennya untuk bisa mempercepat ekosistem kendaraan ramah lingkungan ini di Indonesia. Berbagai upaya untuk mendukung Indonesia menjadi hub kendaraan listrik di Asia Tenggara juga sudah banyak dilakukan oleh pabrikan asal Korea Selatan tersebut.

Tidak hanya mempercepat, Hyundai juga terus berupaya untuk memperkuat rantai pasok pada kegiatan produksi kendaraan listrik di dalam negeri secara berkelanjutan, termasuk dalam memastikan kestabilan pasokan baterai kendaraan listrik.

Maka dari itu, Hyundai membangun pabrik sel baterai dan battery system pertamanya di Indonesia yang masing-masing berlokasi di Karawang dan Cikarang, Jawa Barat.

Pabrik sel baterai HLI berdiri di lahan seluas 330.000 meter persegi dengan dana investasi mencapai 1,1 miliar dolar AS (hampir Rp17 triliun). Fasilitas ini bisa menghasilkan sel baterai lithium-ion dengan total kapasitas 10 GWh per tahun untuk memenuhi kebutuhan lebih dari 150.000 unit Battery Electric Vehicle (BEV).

Baca juga: Hyundai kembangkan stasiun pengisian mobil listrik di Indonesia

Lalu, pabrik battery system Hyundai mulai dibangun pada Mei 2023 oleh Hyundai Energi Indonesia, anak perusahaan Hyundai Motor Group hasil kolaborasi antara Hyundai Motor Manufacturing Indonesia dengan Hyundai Mobis.

Fasilitas ini dibangun di lahan seluas 32.188 meter persegi dengan menghabiskan dana sebesar 60 juta dolar AS (Rp922 miliar) dan pabrik ini ditargetkan dapat memproduksi maksimal 50.000 unit Battery System Assembly (BSA) untuk BEV tiap tahunnya.

Kedua pabrik baterai tersebut akan beroperasi secara berkesinambungan untuk memasok sel baterai dan battery system ke BEV Hyundai yang diproduksi di dalam negeri oleh PT Hyundai Motor Manufacturing Indonesia.

Ketika produksi massal sel baterai dan battery system dimulai pada April 2024, maka kendaraan listrik dengan baterai buatan lokal akan diproduksi untuk pertama kalinya di Indonesia. Model-model BEV Hyundai yang dibuat di Indonesia ini akan dipasarkan di Tanah Air dan luar negeri.

Pabrik ini berdiri berkat adanya joint venture antara Hyundai Motor Group dan LG Energy Solution, yang menyelesaikan pembangunan pabrik tersebut pada Mei 2023.

“Kami optimistis bahwa fasilitas-fasilitas ini akan membantu kami dalam menjawab kebutuhan pasar Indonesia terhadap kendaraan listrik dengan lebih baik, di mana sebelumnya Hyundai juga telah meningkatkan kapasitas produksi IONIQ 5 hingga 20.000 unit per tahun untuk merespons antusiasme tinggi dari konsumen terhadap model EV kami. Ke depannya, begitu pabrik sel baterai dan battery system beroperasi penuh, Hyundai siap untuk terus memenuhi kebutuhan akan kendaraan listrik yang terus meningkat,” kata Young Tack Lee.

Baca juga: Menperin apresiasi industri bangun smelter HPAL demi industri baterai

Pewarta:
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023