Jakarta (ANTARA) - Pada ajang Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2023 edisi ke-30, banyak jenama baru berdatangan dari negara China yang membuktikan bahwa pasar otomotif Indonesia, memiliki posisi penting di mata global.
“Perkembangan pasar otomotif Indonesia saat ini mencerminkan dinamika global dalam industri otomotif yang terus berubah seiring dengan perkembangan teknologi, kebijakan perdagangan, dan preferensi konsumen,” kata pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu saat dihubungi ANTARA, Senin.
“Perdagangan internasional yang semakin terbuka telah memungkinkan merek-merek otomotif dari berbagai negara, termasuk China, masuk ke pasar Indonesia,” tambah dia.
Dengan berbondong-bondongnya brand China masuk ke pasar Indonesia, akan memberikan warna dan juga pilihan yang semakin luas untuk konsumen otomotif di tanah air dalam memilih kendaraan baik konvensional maupun BEV sekalipun.
Baca juga: Mobil listrik China NETA diperkenalkan di ajang GIIAS 2023 Indonesia
Saat ini, negara tersebut memang sedang menggencarkan ekspansinya ke berbagai negara seperti contohnya Israel, penjualan otomotifnya beberapa waktu yang lalu dikuasai oleh brand-brand asal China.
Hal itu membuktikan penerimaan yang luar biasa di berbagai negara dan juga sebagai hasil kerja keras produsen otomotif di sana dalam mengembangkan sebuah teknologi terkini yang bisa diterima oleh konsumennya.
China memang terkenal berani dalam berinvestasi di ranah sumber daya dan juga riset serta pengembangan teknologi baru termasuk kendaraan listrik, otonom, dan konektivitas. Berbagai inovasi inilah yang membantu mereka semakin mampu berkompetisi dengan merek-merek lama yang sudah mapan.
“Perlu kita ketahui juga bahwa China 14 tahun berturut-turut, sebagai negara dengan penjualan mobil terbesar di dunia, melebihi gabungan pasar otomotif USA, Jepang dan Eropa. Kini China telah memiliki sekitar 52 industri otomotif kelas dunia dan sebagian kecil sudah mulai merambah ke berbagai pasar dunia, termasuk Indonesia,” jelas dia.
Baca juga: BYD luncurkan kendaraan kelima juta dari lini produksinya
Ekosistem kendaraan listrik
Pada ajang GIIAS 2023, berbagai brand ternama asal China masuk ke ruang pameran tersebut. Rata-rata dari mereka membawa kendaraan yang sudah berbasis elektrik untuk diperkenalkan dan juga dipasarkan di Indonesia.
Dengan membawa line up yang dirasa cukup lengkap, Yannes mengatakan bahwa kehadirannya akan semakin menggairahkan ekosistem kendaraan ramah lingkungan di Indonesia.
Tidak hanya berfokus pada pengembangan kendaraan ramah lingkungan yang dibawanya ke Indonesia, pabrikan asal China memang terkenal dengan pengembangan teknologi yang dibutuhkan oleh pemilik kendaraan saat ini.
“Di era yang semakin sarat dengan IoT ini, mobil-mobil China lah yang paling advance dalam memenuhi kebutuhan dan preferensi konsumen generasi baru otomotif global yang semakin sensitif terhadap keharusan akan adanya berbagai kebaruan dalam otomotif dengan baik,” ucap dia.
“Mereka memiliki potensi untuk mendapatkan pangsa pasar baru yang lebih besar lagi kedepannya,” tegas dia.
Baca juga: BYD, Li Auto, Nio, Dan Xpeng kebanjiran pesanan di pasar China
Dengan begitu, brand-brand China saat ini sudah mempertegas kendaraannya layak digunakan berkat berbagai keunggulan yang dimiliki mulai dari harga yang cukup baik, desain yang menarik dan layanan purna jual yang memuaskan.
Masuknya brand-brand China juga membawa dampak baik bagi perekonomian Indonesia. Sebut saja, pertumbuhan perekonomian akan semakin terjadi berkat pembukaan lapangan kerja yang akan menyerap banyak SDM lokal, meningkatkan investasi, dan juga berpotensi menggerakkan sektor-sektor terkait.
Tidak hanya peluang ekonomi yang akan meningkat, Indonesia juga dapat mempelajari banyak hal melalui peningkatan pengetahuan, teknologi, dan keterampilan dalam berbagai sektor industri di Indonesia.
“Jika ekspansi industri China juga mencakup produksi barang-barang yang diekspor, ini tentunya dapat meningkatkan ekspor Indonesia dan mendatangkan pemasukan devisa negara,” tukas dia.
Untuk itu, dia menyebut bahwa pemerintah harus tanggap dengan keadaan yang saat ini terjadi di industri otomotif untuk mendapatkan berbagai manfaat yang bisa didapatkan dengan masuknya brand-brand China.
“Tentunya pemerintah harus menjamin berlangsungnya kemitraan yang saling menguntungkan dengan semua perusahaan China, memastikan bahwa transfer teknologi dan pengetahuan terjadi seiring dengan kepentingan Indonesia,” kata Yannes.
Dengan begitu, ke depannya Indonesia akan menjadi negara yang penting dalam pertumbuhan ekosistem EV global dan menjadikan Indonesia sebagai negara maju secara cepat.
Baca juga: Jokowi akan membahas soal mobil listrik dengan para CEO di China
Editor: Siti Zulaikha
Copyright © ANTARA 2023