Jakarta (ANTARA) - General Motors Co. (GM) akan menyesuaikan kendaraan listriknya untuk menggunakan Supercharger milik Tesla Inc., mengikuti langkah Ford Motor Co. dan hampir memastikan bahwa ini akan menjadi standar industri di AS.

CEO General Motors, Mary Barra, yang telah bungkam selama tujuh bulan di Twitter, seperti dikutip Hindustan Times, Sabtu, mengumumkan berita ini bersama CEO Tesla, Elon Musk, di Twitter Spaces.

Barra mengatakan kendaraan listrik General Motors akan mendapatkan akses ke 12.000 Supercharger. Saham General Motors naik 3,8 persen dalam perdagangan di New York. Saham Tesla naik 4,8 persen setelah berita ini.

Langkah General Motors secara efektif mengakhiri keraguan di antara produsen mobil dan mitra jaringan pengisian daya mereka mengenai standar mana yang harus digunakan.

Dengan tiga perusahaan terbesar berbasis di AS bergabung, pergerakan ini akan memberikan tekanan pada perusahaan lain untuk meninggalkan standar sebelumnya dalam industri yang disebut CCS, dan membangun jaringan mereka menggunakan sistem Tesla.

Kolaborasi ini juga menghilangkan hambatan bagi pembeli mobil, beberapa di antaranya khawatir tentang ketersediaan pengisian daya yang memadai di jalan raya Amerika, kata Barra.

"Kolaborasi ini adalah bagian kunci dari strategi kami dan langkah penting dalam memperluas akses ke pengisi daya cepat bagi pelanggan kami," kata CEO General Motors dalam pernyataan.

"Tidak hanya akan membantu membuat transisi ke kendaraan listrik lebih lancar bagi pelanggan kami, tetapi juga dapat membantu mendorong industri menuju satu standar pengisian di Amerika Utara," tambah dia.

Baca juga: GM Korea akan luncurkan SUV listrik Cadillac Lyriq

Kondisi ini juga akan menambah jutaan pengemudi ke jaringan pengisian daya Tesla yang sudah ada. General Motors berencana untuk memproduksi 1 juta kendaraan listrik di AS pada tahun 2025. Ford memiliki ambisi serupa untuk tahun 2026.

Perjanjian ini "merupakan kemenangan lain bagi Tesla," tulis analis Mark Chadwick dalam sebuah catatan di Smartkarma. "Positif secara keseluruhan dan akan membantu memperkuat dominasi Tesla di kendaraan listrik baterai," kata dia.

Barra mengatakan General Motors akan berbicara dengan mitra-mitra mereka tentang bekerja dengan jaringan pengisian daya Tesla.

Baru-baru ini, perusahaan otomotif asal Detroit ini mengumumkan usaha patungan dengan Pilot dan EVgo Inc. untuk menambah 2.000 pengisi daya di seluruh negeri. General Motors juga bekerja dengan jaringan pengisian daya lainnya selain dari EVgo.

Bagi Tesla, kesepakatan ini akan meningkatkan penggunaan jaringan pengisian daya dan menambah pendapatan dari pengemudi yang menggunakan pengisian daya tersebut, kata juru bicara General Motors.

Jaringan Tesla akan terbuka bagi pengemudi kendaraan listrik General Motors mulai tahun 2024 dan akan membutuhkan adaptor, kata kedua perusahaan tersebut.

Mulai tahun 2025, General Motors akan membangun kendaraan listriknya dengan port yang memberikan akses langsung ke Supercharger Tesla.

Setelah bulan lalu CEO Ford, Jim Farley, juga mengumumkan hal serupa di Twitter Spaces bersama Musk, langkah ini akan mendorong industri otomotif menuju satu standar pengisian daya yang sama.

Saham operator jaringan pengisian daya yang bersaing dengan Tesla mengalami penurunan tajam setelah berita ini, dengan saham ChargePoint Holdings Inc. turun 0,4 persen dan saham EVgo Inc. melorot 3 persen. 

Baca juga: CEO Ford sebut China saingan mobil listrik utama, bukan GM atau Toyota

Baca juga: Penjualan GM di AS naik 17,6 persen pada Q1 2023

Baca juga: GM akan hapus Apple CarPlay dan Android Auto di kendaraan listrik


 
Pewarta:
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2023